Geger! Anak SD di Probolinggo Diduga Jadi Korban Bullying hingga Wajahnya Lebam, Begini Kata Ibunya
Nur Holifah Menyebut, Anaknya Membenturkan Wajahnya Sendiri ke Bangku
PROBOLINGGO, SJP - Warga di sekitar lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo dihebohkan oleh adanya siswi SD swasta berinisial IS yang diduga mengalami aksi perundungan.
Dugaan itu mencuat akibat foto yang beredar memperlihatkan IS dalam kondisi lebam pada wajahnya. Diketahui, IS merupakan warga Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Dugaan yang beredar, IS yang merupakan siswi kelas 5 SD itu mengalami perundungan di sekolah. Sebab, lebam di wajahnya seperti bekas pukulan benda tumpul.
Namun demikian, setelah Suara Jatim Post mencoba menelusuri, dugaan bullying yang dialami IS dibantah oleh ibunya sendiri, Nur Holifah.
Menurut penuturan Nur, anak pertamanya itu mengalami keterbelakangan mental sejak usia 8 tahun, atau sejak masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Nur baru menyadari kondisi keterbelakangan mental anaknya pada saat IS berusia 8 tahun. Padahal, proses kehamilan dan melahirkannya berjalan normal.
"Anaknya memang begitu. Gampang emosian. Kadang dimintai tolong itu langsung kayak emosi. Tapi baru kemarin itu yang sampe memukul wajahnya sendiri," ungkapnya, Rabu (16/10/2024).
Saat ini, IS diketahui berusia 14 tahun. Meski begitu, IS masih mengenyam pendidikan di bangku SD. Nur pun mengungkapkan alasan anaknya masih SD.
"Memang anaknya sudah usia 14 tahun, tapi masih SD. Soalnya dulu pernah tidak naik kelas," terangnya.
Dijelaskan Nur, akibat kondisi keterbelakangan mentalnya itu, IS sering kali mengalami emosi yang berlebihan. Terutama ketika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
IS kerap kali melampiaskan kemarahannya dengan cara menyiksa dirinya sendiri, seperti menjambak rambutnya atau memukul kepalanya sendiri.
Nur pun dengan tegas membantah kabar bahwa luka lebam di dahi dan kedua mata IS disebabkan oleh penganiayaan dari pihak lain.
Menurut informasi yang diterima Nur, luka tersebut disebabkan IS membenturkan kepalanya sendiri ke bangku saat menolak untuk piket di sekolah.
Guru yang melihat bekas luka pada dahi IS segera menghubungi kepala sekolah dan memberitahu Nur tentang kejadian tersebut.
Meskipun luka tersebut bukan diakibatkan penganiayaan, namun pihak keluarga tetap berusaha agar IS mendapatkan perawatan medis.
Setelah dua hingga tiga hari, kondisi IS semakin memburuk. Dia pun dibawa ke salah satu pusat kesehatan masyarakat (psukesmas) dan akhirnya dirujuk ke RSUD Moh Saleh, Kota Probolinggo.
Lebih lanjut, Nur mengaku tidak mampu untuk mengusahakan perawatan yang optimal untuk IS. Hal itu lantaran kondisi ekonominya yang tidak memungkinkan.
Dia juga kesulitan untuk memilihkan sekolah khusus seperti sekolah luar biasa (SLB) untuk IS. Karena jarak tempat tinggalnya ke SLB cukup jauh.
Di lain pihak, Kepala Desa Ngepung, Abdul Muhid juga menepis dugaan adanya perundungan dan penganiayaan terhadap IS.
Dengan kejadian itu, pihaknya berencana besurat kepada Dinas Sosial (Dinsos) setempat. harapananya, IS mendapatkan pendampingan dan penanganan khusus dari pemerintah. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?