Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit, Emas dan Mesin Dominasi Ekspor-Impor November 2024
Meskipun ada peningkatan nilai ekspor secara tahunan, neraca perdagangan Jawa Timur pada November 2024 kembali mencatatkan defisit sebesar 0,22 miliar USD.
SURABAYA, SJP - Jawa Timur mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar 0,22 miliar USD pada November 2024. Meski demikian, kinerja ekspor menunjukkan tren positif secara tahunan, dengan nilai ekspor mencapai 2,23 miliar USD, naik signifikan dibandingkan November 2023.
Data ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur dalam Press Release Berita Resmi Statistik (BRS) yang digelar Kamis (2/1/2025) di Ruang Vicon, Kantor BPS Provinsi Jawa Timur.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menjelaskan, penurunan nilai ekspor bulan ke bulan dipengaruhi oleh fluktuasi pasar global, sementara kenaikan tahunan mencerminkan daya saing produk unggulan Jawa Timur di pasar internasional.
Emas dan perhiasan menjadi tulang punggung ekspor nonmigas, memberikan kontribusi 15,94 persen terhadap total nilai ekspor, meskipun secara bulanan nilai ekspor turun 7,55 persen dibandingkan Oktober 2024.
“Meskipun ada fluktuasi bulanan, emas dan perhiasan terus menjadi andalan ekspor Jawa Timur, terutama untuk pasar utama seperti Jepang dan Hongkong,” ujar Zulkipli, Kamis (2/1/2024)
Sementara itu, nilai impor Jawa Timur pada November 2024 mencapai 2,46 miliar USD, juga mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Kelompok mesin dan peralatan mekanis mendominasi nilai impor nonmigas dengan kontribusi sebesar 11,57 persen.
“Penurunan nilai impor ini mencerminkan adanya pengendalian belanja modal pada sektor industri. Namun, dominasi impor mesin menunjukkan tingginya kebutuhan industri lokal terhadap teknologi modern,” tambah Zulkipli.
Meskipun ada peningkatan nilai ekspor secara tahunan, neraca perdagangan Jawa Timur pada November 2024 kembali mencatatkan defisit sebesar 0,22 miliar USD.
“Defisit ini terutama disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap impor barang modal dan bahan baku, yang menjadi kunci produksi industri di Jawa Timur,” jelas Zulkipli.
Zulkipli menekankan pentingnya diversifikasi produk ekspor untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional, sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan.
“Upaya untuk mendorong produk lokal agar lebih kompetitif di pasar global menjadi kunci. Kami juga berharap sektor industri mampu mengoptimalkan bahan baku dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor,” tutupnya.
Dengan tantangan berupa defisit neraca perdagangan, capaian ekspor dan impor Jawa Timur di November 2024 tetap menjadi indikator penting bagi perkembangan ekonomi provinsi ini. Sementara, dominasi emas dan mesin menunjukkan potensi besar sekaligus tantangan dalam menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?