Gelar Munas VIII, DPP HiLLSI Jawab Tantangan di Era Modernisasi dan Perkembangan Teknologi

Surabaya, SJP - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HiLLSI) mengadakan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) yang berlokasi di Hotel Grand Palace, Surabaya.

Dengan mengangkat tema "Akselerasi Fungsi dan Peran LPKS (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) di Era Otomasi industri, Bonus Demografi dan Green Economic Menuju Indonesia Kompeten 2045", HiLLSI ingin Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia siap bersaing di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Moh. Amir Syarifudin, S.T.,M.M. selaku Direktur Standarisasi Kompetensi dan Program Pelatihan (Stankomproglat) Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) Republik Indonesia yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut ungkapkan bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat di era modern memunculkan beragam tantangan yang besar.

"Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti kelahiran Artificial Intelligence (AI) dan perkembangan Green Job sebenarnya juga memunculkan suatu tantangan yang mau tidak mau harus kita hadapi," jelas Amir S, Senin (4/2/2024).

Amir menjelaskan bahwa HiLLSI yang merupakan organisasi program pelatihan kerja yang sudah sepuh, ingin agar kedepan bisa berkontribusi dalam mempersiapkan SDM Indonesia yang kompeten untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Kita harap semua berpartisipasi aktif dalam bagaimana membuat program kerja kedepannya untuk mempersiapkan SDM Indonesia dengan segala tantangan yang ada," tandasnya.

Sementara itu, H. Amir Bakriyadi, S.Sos, MM Ketua Umum DPP HiLLSI Periode 2018-2023, jelaskan bahwa dalam Munas ke VIII yang merupakan kegiatan 5 tahunan ini juga dimanfaatkan untuk susun program kerja 5 tahun kedepan dan mempertanggungjawabkan kepengurusan 1 periode sebelumnya.

"Kegiatan ini sebenarnya direncanakan untuk digelar di akhir tahun 2023 lalu, namun kita sepakati untuk memgundurnya karena bertepatan dengan pesta demokrasi," terang Amir B. kepada Suarajatimpost.com.

Senada dengan Direktur Stankomproglat Kemnaker, ia juga menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi akibat perkembangan teknologi sangatlah luar biasa, dimana jika ada keterlambatan dalam mengikuti arus tersebut, maka seseorang tidak akan bisa ikut bersaing.

"Saat ini perkembangan teknologi yang sangatlah pesat dan cepat berubah, tidak sadar kita kemarin baru saja masuk industri 4.0, sekarang sudah 5.0 dan bahkan 6.0," terang Amir B.

"Jadi mau tidak mau HiLLSI yang anggotanya khusus LPK (lembaga pelatihan kerja) bisa membuat tenaga kerja untuk menjadi kompeten, itulah tugas HiLLSI dan anggotanya," imbuhnya.

Dirinya juga menerangkan bahwa setelah kegiatan Munas VIII yang dihadiri setidaknya 30 DPD HiLLSI seluruh Indonesia ini digelar, setiap anggotanya bisa segera bermigrasi dari LPK analog menjadi LPK dengan basis IT untuk mengikuti arus modernisasi.

Amir B. juga membeberkan target jangka pendek yang ingin digapai oleh HiLLSI di tahun 2024, yaitu mengawal seluruh anggota HiLLSI untuk segera mendapatkan akses dan memperoleh Kartu Pra-Kerja.

"Tahun ini lagi gencar pemerintah mempersiapkan anggaran triliunan rupiah untuk membuat tenaga kerja di Indonesia menjadi kompeten, baik yang ahli menjadi ahli, baik yang reskilling maupun upskilling," ujar 

"Harapan HiLLSI sebagai organisasi non-provit membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dalam hal membekali tenaga kerja menjadi tenaga kerja yang kompeten agar dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar dalam bekerja di Industri," pungkasnya.

Selain kegiatan seremonial, dalam Munas ke VIII HiLLSI juga diadakan seminar dari beberapa ahli dan juga bazar mini yang diisi oleh stan-stan yang merupakan bagian dari produk lulusan atau praktek peserta pelatihan HiLLSI.(*)

Editor: Tri Sukma