Meski 19 Sapi Mati Akibat PMK, Pasar Hewan Malang Tetap Beroperasi

Pasar hewan yang berada di Kabupaten Malang masih tetap aktif, sebab belum ditemukan kasus PMK di areal tersebut. Meski begitu, Dinas peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang terus gencarkan penanganan, agar wabah PMK tak meluas.

11 Jan 2025 - 19:30
Meski 19 Sapi Mati Akibat PMK, Pasar Hewan Malang Tetap Beroperasi
Dari kiri Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Eko Wahyu Widodo, Kabid Kesehatan Hewan Drh Woro Hambarrukmi dan Drh Dwi Rahmat Anung Widodo Koordinator penanganan PMK wilayah Pujon dan Karangploso (Hafid/SJP)

MALANG, SJP — Berdasarkan data terkini dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, terdapat 19 sapi mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun, hingga saat ini tidak ada imbauan untuk menutup pasar hewan.

Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo menyebut, pihaknya tidak akan memberikan instruksi penutupan jika belum ada kasus di areal pasar, meskipun di beberapa daerah lain sudah dilakukan penutupan. 

"Di Ponorogo dan Tulungagung sudah ada yang tutup. Tapi di Kabupaten Malang tidak, sebelum ada temuan tercakup PMK. Cuma kita harus tetap hati-hati, kita cek, kita tugaskan petugas untuk monitor, barangkali ada yang sakit atau tidak," terang Eko, saat dikonfirmasi suarajatimpost.com, Sabtu (11/1/2025).

Dari hasil pantauan, kasus PMK yang merebak tidak mempengaruhi harga jual sapi perah atau sapi daging. 

"Harga jual beli sapi masih belum terpengaruh karena tidak semua terdampak. Jadi tergantung supply demand, harga tetap-tetap saja," ucapnya di sela agenda kunjungan Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono di Koperasi susu Sinau Andhadani Ekonomi (Kop Sae) Pujon Malang.

Eko juga katakan, pihaknya tak hanya memberikan vaksin terhadap hewan ternak. Namun, juga tak henti-hentinya memberikan sosialisasi terkait penanganan PMK terhadap peternak.

"Para dokter hewan sudah turun dalam memberikan vaksin, pengobatan, pemberian disinfektan, kemudian sosialisasi untuk kebersihan kandang di tiap-tiap kecamatan per hari, Sabtu Minggu pun jalan," tukasnya.

Ia mengimbau, agar masyarakat segera melaporkan apabila ada ternak yang terdampak PMK.

"Kita akan segera cek jika ada laporan. Kita datangi kalau memang ada, antisipasinya jika ternak terjangkit akan kita isolasi secara terpisah dengan yang sehat," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Woro Hambarrukmi menyebut jika kasus PMK di Kabupaten Malang mengalami fluktuasi.

"Untuk data yang lama kemungkinan sudah sembuh, kemudian data terbaru kemarin itu ada 118 ekor yang sedang dalam penanganan," urainya.

Woro menyebut, data sapi yang sakit akibat PMK terus bergerak naik turun. Pihaknya terus mendapatkan data per hari.

Ia menerangkan bahwa penanganan PMK terus dilakukan baik vaksinasi dan sosialisasi, agar penyakit tersebut tidak merebak ke hewan ternak lain, sembari menunggu bantuan dosis vaksin dari Provinsi.

"Kami masih menunggu distribusi dosis Vaksin PMK. Insyaallah akhir Januari. Untuk pemberian vaksinasi terpadu dilakukan 6 bulan sekali atau setahun dua kali. Kami dibantu dari kampus, misalkan petugas kami kurang. Dari perguruan-perguruan tinggi itu juga membantu. Seperti fakultas kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Fakultas Peternakan UMM, Unisma dan Polbangtan, itu juga kalau kami membutuhkan gerakan serentak," tutupnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow