Matangkan Rencana Revitalisasi Asrama Inggrisan Banyuwangi, Tim Ahli Lakukan Kajian Mendalam
Ketua Tim Kajian, Ratna Ferdianti mengatakan kajian perlu dilakukan untuk menentukan langkah revitalisasi. Supaya pengembangan kawasan tidak merusak nilai sejarah dan budaya bangunan cagar budaya tersebut.
Kabupaten Banyuwangi, SJP - Rencana revitalisasi Asrama Inggrisan di Banyuwangi kian dimatangkan. Terbaru Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) melakukan kajian revitalisasi. Kajian berlangsung selama 5 hari yakni 23 - 27 Oktober lalu.
Ketua Tim Kajian, Ratna Ferdianti mengatakan kajian perlu dilakukan untuk menentukan langkah revitalisasi. Supaya pengembangan kawasan tidak merusak nilai sejarah dan budaya bangunan cagar budaya tersebut.
"Revitalisasi ini dilakukan untuk melestarikan cagar budaya. Kami ingin memastikan bahwa revitalisasi ini tidak mempengaruhi eksistensi bangunan dan sesuai perundangan Cagar Budaya," kata Ratna, Senin (30/10/2023).
Selama melakukan kajian tim ahli mengawali dengan eskavasi tapak asli bangunan. Kegiatan ekskavasi ini di bawah koordinator arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo.
Hasil eskavasi diketahui tapak asli Asrama Inggrisan terbuat dari campuran bubukan bata merah dan kapur. Di lapisan atasnya terdapat koral dan semen. "Tinggi keseluruhan umpak 260 cm dan lebar umpak 62 cm," ungkap Ratna.
Di dalam kotak ekskavasi sebelah barat ditemukan fragmen genteng asli Inggrisan memiliki ketebalan kurang dari 2 cm. Seluruh tembok Inggrisan di bagian bawah diberi sepatu sebagai penguat struktur. Bunker Inggrisan berisi pipa saluran air yang terbuat dari besi.
"Hasil kajian ini akan menjadi dasar untuk penyusunan desain revitalisasi Asrama Inggrisan," imbuh Ratna.
Revitalisasi Asrama Inggrisan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan cagar budaya di Banyuwangi.
Asrama Inggrisan merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada masa pendudukan Inggris di Banyuwangi. Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, sehingga perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi mendatang.
Kompleks Inggrisan adalah saksi bisu adanya jalinan komunikasi antara Banyuwangi dengan Darwin, Australia sejak tahun 1871.
Jaringan kabel telegraf tersebut dipasang oleh Eastern Extension Telegraph Company, Limited dan mulai aktivasi bulan Oktober 1872.
Perusahaan ini kemudian memasang kabel telegraf kembali, yang menghubungkan Banyuwangi dengan Broome di Teluk Roebuck, Australia Barat pada tahun 1888.
Selain kantor telegraf, kompleks bangunan ini juga digunakan sebagai tempat penginapan bagi para saudagar Inggris, markas tentara di masa Pendudukan Jepang dan Batalyon Macan Putih Banyuwangi.
Pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Asrama Inggrisan sebagai bangunan cagar budaya. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan melestarikan nilai sejarah dan budaya bangunan tersebut.
Harapannya, Asrama Inggrisan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Banyuwangi. Bangunan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. (*)
Editor: Ronny Wicak
What's Your Reaction?