Maraknya Daging Gelonggongan, Ini Pesan Paguyuban Penjual Daging Pasuruan
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi peredaran daging gelonggong. Pasalnya, hampir 65 persen pasar di Pasuruan terindikasi ada peredaran daging gelonggong. Daging-daging tersebut biasanya didatangkan dari luar daerah.
PASURUAN, SJP — Paguyuban penjual daging Pasuruan meminta pedagang pasar di seluruh Kabupaten Pasuruan agar tidak berdagang sapi gelonggongan.
Ketua Paguyuban Penjual Daging Pasuruan, Habibi meminta pedagang daging untuk membeli daging dari RPH di Pasuruan. Pernyataan ini keluar saat ditemui di Kantor Pasar Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Rabu (9/10/2024).
Menurutnya, sistem pemotongan daging di RPH cukup ketat. Sudah terstandarisasi dan mendapat label halal. Berbeda dengan pemotongan di luar Pasuruan. Daging yang didapat belum tentu layak konsumsi.
"Kami minta kepada pedagang daging di Pasuruan untuk membeli daging hanya dari RPH di Pasuruan. Bukan dari luar," tegasnya.
Hal ini ia lakukan untuk mengantisipasi peredaran daging gelonggong. Pasalnya, hampir 65 persen pasar di Pasuruan terindikasi ada peredaran daging gelonggong. Daging-daging tersebut biasanya didatangkan dari luar daerah.
"Seringnya didatangkan dari kabupaten sebelah. Di tempat itu memang terkenal dengan daging gelonggong. Karena RPH-nya sudah lama tutup," jelasnya.
Ia menerangkan, oknum penjual daging tersebut cukup meresahkan penjual lainnya. Pembeli, sambungnya, juga dirugikan. Karena daging gelonggong tersebut mengandung banyak bakteri.
"Kami pernah sidak dan menemukan dugaan daging gelonggong. Setelah dicek Dokter Hewan, daging tersebut fix daging gelonggong dan banyak bakterinya," tuturnya.
Untuk antisipasi jangka panjang, pihaknya sudah studi banding ke Surabaya. Di Kota Pahlawan tersebut, peredaran daging sudah di perda-kan. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?
