Krecek Bung, Hidangan Bambu Khas Lumajang yang Menyimpan Sejarah dan Rasa Lezat

Diolah dari rebung atau tunas bambu muda, krecek bung memiliki tekstur dan tampilan yang menyerupai daging sapi, serta cita rasa yang tak kalah lezat.

23 Dec 2024 - 07:05
Krecek Bung, Hidangan Bambu Khas Lumajang yang Menyimpan Sejarah dan Rasa Lezat
krecek bung

LUMAJANG, SJP - Bagi sebagian orang, gambar di atas mungkin terlihat seperti olahan daging sapi. Namun, tahukah Anda bahwa itu sebenarnya adalah hidangan berbahan dasar bambu? Diolah dari rebung atau tunas bambu muda, krecek bung memiliki tekstur dan tampilan yang menyerupai daging sapi, serta cita rasa yang tak kalah lezat.

Di Lumajang, Jawa Timur, krecek bung bukan hanya sekadar kuliner tradisional, melainkan juga simbol kearifan lokal. Pada 22 Agustus 2024, makanan khas ini diakui oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia sebagai bagian dari warisan budaya, bersama 13 budaya lainnya dari Jawa Timur. Nama "krecek" menggambarkan kerenyahan saat mengunyah, sementara "bung" adalah istilah lokal untuk menyebut rebung.

Asal Usul Krecek Bung

Krecek bung lahir pada masa kelaparan di tahun 1940 di Pasrujambe, ketika masyarakat memanfaatkan tunas bambu yang melimpah di sekitar mereka. Karena rebung tidak dapat disimpan lama, mereka bereksperimen dengan berbagai cara pengolahan dan menciptakan hidangan ini.

Di Desa Sumbermujur, penduduk setempat mengenali manfaat rebung melalui edukasi dari Jepang pada masa kolonial. Dalam situasi darurat saat perang, mereka terpaksa melarikan diri ke gunung dan kembali untuk menemukan lahan pertanian mereka dijarah. Dalam kondisi sulit itu, mereka teringat pada pengetahuan yang diperoleh dan mulai mengolah rebung.

Walaupun banyak jenis bambu, tidak semuanya bisa dimakan. Bambu apus, manggong, dan ampel kuning memiliki rasa pahit dan beracun. Di Sumbermujur, masyarakat lebih memilih rebung dari jenis jajang dan petung yang memiliki tunas muda lebih besar.

Proses Pengolahan Krecek Bung

Mengolah krecek bung memerlukan langkah-langkah yang teliti. Pertama, rebung dikupas dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan bulu halusnya. Setelah dipangkas hingga membentuk silinder, rebung dibelah menjadi empat bagian dan direbus dalam air mendidih selama 30 menit untuk menghilangkan bau dan rasa pahit.

Setelah ditiriskan, rebung diiris tipis dan dijemur di bawah sinar matahari. Jika cuaca tidak mendukung, proses penjemuran bisa berlangsung hingga 7 hari untuk mencegah jamur. Di desa tersebut, krecek bung biasanya diolah menjadi oseng krecek bung atau krecek bung kuah santan, menggunakan bahan protein yang berbeda: kulit sapi untuk oseng dan tahu untuk kuah santan.

Dengan sejarah yang kaya dan cita rasa yang khas, krecek bung menjadi salah satu hidangan yang patut dicoba dan dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. (**)

sumber: goodnewsfromindonesia.id
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow