Kampanye di Probolinggo, Cak Imin Janji Bakal Bangun Desa

Kabupaten Probolinggo, SJP – Cak Imin alias Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 1, gelar kampanye di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu 14 Januari 2024, petang.

Di Probolinggo, Cak Imin janjikan beberapa hal pada milenial dan petani setempat.

Di antaranya, pembangunan dilakukan dari bawah ke atas dan bukan dari atas ke bawah seperti yang terjadi saat ini. 

Sejauh ini, dana dari pusat yang digelontorkan untuk daerah, utamanya desa, hanya sekitar 20 persen saja.

Sementara 80 persen dana lainnya, digunakan untuk pembangunan pusat.

“Kalau AMIN menang, nanti kita ubah itu. Menjadi 50:50. Artinya 50 persen untuk pembangunan desa dan sisanya baru untuk pembangunan pusat,” jelas Cak Imin.

 50 persen dana dari pusat itu, digunakan untuk memaksimalkan pembangunan infrastruktur desa. Mulai dari jalan, sampai pendukung lainnya seperti ketersediaan pupuk dan optimalisasi pertanian.

Hal ini termasuk kebijakan membagikan tanah negara ke masyarakat agar bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang produktif.

Wacana dana desa dinaikkan menjadi 5 miliar pun dilontarkan pasangan Anies Baswedan ini.

Menurutnya, dana tersebut akan sangat berguna dan bermanfaat jika digunakan sebagai sarana pembangunan di daerah, khususnya desa.

Penjelasan tersebut, menyusul keluhan masyarakat yang dilontarkan langsung pada Muhaimin Iskandar, ketika dirinya dialog bersama milenial dan petani Probolinggo.

Di tengah dialog dengan kaum millenial dan warga Probolinggo, Cak Imin mendapat udeng kehormatan dari warga Suku Tengger sebagai simbol dukungan terhadap pasangan Anies – Muhaimin. Pada Pilpres 2024 mendatang.

Setelah mendapat udeng dari warga Tengger, Cak Imin mendapatkan keluhan dari warga terkait sebagian infrastruktur desa yang tak tersentuh pembangunan, mulai dari jalan desa yang rusak, pupuk yang langka atau bahkan mahal, sampai dengan akses pendidikan bagi warga pedesaan.

 Mulyono Hadi (55) salah satu warga Tengger, dari Desa Wonokerso, menyebut, pihaknya paling tersiksa dengan kondisi jalan.

“Katanya saja ada lokasi wisata P30, tapi kok jalannya ya begini-begini saja, tidak ada perbaikan,” katanya.

Selain itu, dirinya bersama warga Wonokerso yang lain juga kerap kesulitan mendapatkan pupuk padahal pertanian adalah tulang punggung masyarakat sekitar.

Keluh kesah Mulyono itu rupanya juga dirasakan warga yang lain, yang juga mayoritas petani.(*)

editor: trisukma