Innovation Day 2024: Schneider Electric Dorong Keberlanjutan Sektor Bangunan dan Industri di Jawa Timur

Surabaya, SJP - Dalam upaya kolektif untuk memerangi perubahan iklim, berbagai negara dan perusahaan di seluruh dunia semakin memperkuat komitmen mereka menuju net zero emissions. 

Langkah ini melibatkan pengurangan emisi karbon secara signifikan melalui inovasi teknologi, penggunaan energi terbarukan, dan implementasi kebijakan berkelanjutan. 

Hal inilah yang menjadi bahasan utama dalam Innovation Day oleh Schneider Electric di Kota Surabaya, dengan angkat tajuk "Make Sustainable Impact, Innovate for Integrated Building & Industrial Solutions".

Kegiatan yang digelar di The Westin Surabaya pada Rabu (17/7) ini menyoroti inovasi keberlanjutan untuk sektor bangunan dan industri, yang masing-masing menyumbang 40 dan 30 persen emisi karbon global. 

Martin Setiawan selaku Cluster President Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste yang hadir sebagai pembicara mengungkapkan, mereka ingin berbagi ilmu tentang bagaimana teknologi bisa menjadi solusi dari permasalahan emisi karbon yang mencapai 70 persen itu.

"Hari ini kita ingin berbagi wawasan, keahlian serta solusi-solusi digital yang dapat mendukung upaya sustainability dari para pemangku kepentingan dan pelaku industri di Surabaya dan Jawa Timur," ujar Martin, Rabu (17/7). 

Sebagai aksi nyata, Schneider Electric mengenalkan divisi konsultansi sustainability yang belum lama ini diluncurkan, divisi ini bertujuan untuk membantu pelaku bisnis dalam pembuatan roadmap dan implementasi aksi keberlanjutannya.

"Batuan tersebut meliputi konsultasi tentang sustainability, juga mengenai efisiensi dan penghematan energi," sebutnya.

Selain itu, dalam Innovation Day di tahun 2024 ini, Schneider Electric juga menghadirkan pameran yang menghadirkan beragam inovasi mereka dalam bidang otomasi yang ramah lingkungan.

"Untuk inovasi baru di tahun ini kita membawakan panel ramah lingkungan, lalu Collaboration Robot (Cobot) yang juga ramah dan operator friendly, juga micro data center yang sesuai dengan lingkungan pabrik," sebut Martin.

Hal tersebut juga sejalan dengan posisi Schneider Electric yang merupakan salah satu pemain utama dalam manajemen energi dan otomasi untuk mendukung transisi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Meski begitu, Martin tidak mengelak jika memang ada beragam hambatan atau kendala dalam upaya percepatan aksi sustainability di Indonesia, salah satunya kompetensi dari Sumber Daya Manusia (SDM).

"Maka dari itu kita hari ini juga menjalin kerjasama dengan INKINDO Jatim, PT BIMA, dan AKLI DPD Jatim untuk mempercepat upaya dalam menyiapkan kompetensi dari SDM dalam kebutuhan industri di masa kini dan masa depan," terang Martin.

Sementara itu, Ir. Irwan Susilo, ST, MT, IPM selaku Ketua DPP INKINDO Jawa Timur yang juga hadir dan ikut menjadi pembicara mengungkapkan bahwa tantangan dalam membangun "Environment" jasa konstruksi di Jawa Timur meliputi empat hal.

"Di antaranya ada Global Changes, Post Pandemi, Revolusi Industri 4.0 atau era digital, dan tentunya mimpi kita mewujudkan Indonesia Emas 2045," sebut Irwan.

Maka dari itu, Irwan menyebut bahwa kerjasama INKINDO dengan diharapkan akan berdampak baik, dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan kompetensi SDM uang muncul akibat digitalisasi, juga menemukan standart keahlihan khusus.

"Kita bisa lakukan dengan akademisi dari pihak kampus dan juga vendor-vendor industri unruk kemudian lakukan analisis mengenai gap knowledge (pengetahuan) dan kemudian dipenuhi," tandasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian