PWI Jember gandeng BI Dan OJK Sosialisasikan QRIS
Deputi Kepala Perwakilan BI Jember, Andi Anjum, dalam sambutannya menekankan banyaknya manfaat QRIS bagi pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM
Kabupaten Jember, SJP - Pengurus Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember menggelar sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada ratusan insan pers dan mahasiswa di Pendapa Wahyawibawagraha, Sabtu (27/4/2024) sore.
Dalam rangkaian HPN, PWI Jember menggandeng Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan,(OJK,) melakukan pemaparan serta sosialisasi pengunaan pembayaran digital hingga membahas social engineering (soceng).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 tingkat Jawa Timur yang digelar di Kabupaten Jember.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jember, Andi Anjum, dalam sambutannya menekankan banyaknya manfaat QRIS bagi pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM.
"Dengan QRIS, kita bisa bertransaksi lebih luas. Jadi tidak hanya terbatas secara teritori, tapi juga bisa bertransaksi dengan mitra ke luar daerah," kata Andi Anjum.
Berkat kemudahan tersebut, banyak warga Indonesia khususnya di Kabupaten Jember yang telah menikmati manfaat QRIS.
Terbukti, pada tahun 2023 volume transaksi QRIS tembus 3,5 juta, meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,6 juta transaksi.
"Kita berharap bahwa ke depan ini akan terus meningkat hingga menyentuh volume angka transaksi 4,5 juta," ungkap Andi Anjum.
Istimewanya, QRIS tidak hanya ada di Indonesia saja, namun juga telah ekspansi ke 3 negara lain, yakni Malaysia, Singapura, dan Taiwan.
"Jadi warga Indonesia bisa bertransaksi menggunakan QRIS pada 3 negara tersebut," ujar Andi Anjum.
Kemudian khusus kepada insan pers, Andi berharap agar ke depan bisa terus bersinergi dalam sosialisasikan QRIS kepada masyarakat.
"Sosialisasi melalui media demi memperluas penyebaran informasi kepada masyarakat terkait QRIS," tutupnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan Kepala Mikro (Diskopum) Jember, Sartini, mengatakan hal senada.
"QRIS penting terutama bagi pelaku UMKM maupun seluruh pengusaha di Jember. Ini bisa meminimalis transaksi yang ribet seperti membawa uang yang berisiko," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, di Kabupaten Jember terdapat 247 ribu UMKM yang telah terhimpun dalam data sistem online Diskopum Jember.
Namun sayangnya, dari sekian banyak UMKM tersebut hanya sebagian kecil yang menggunakan QRIS, padahal Diskopum sudah gencar melakukan sosialisasi.
Untuk itu, Sartini merasa perlu meningkatkan kolaborasi dan bersinergi dengan banyak pihak, termasuk BI dan insan pers, untuk menyosialisasikan QRIS kepada masyarakat.
"Hal ini agar pelaku pemahaman UMKM semakin meningkat tentang QRIS," pungkas Sartini.
Sementara itu, pihak Otorisas jasa keuangan kabupaten Jember, Basuki Rahmat sebagai Humas OJK juga menyampaikan bahayanya soceng atau aplikasi pembobol.
"Social engineering atau biasa di singkat soceng sangat berbahaya, karena hal itu bisa menguras isi ATM serta hal hal penting, seperti nomer hape yang tiba tiba berpindah tangan, jika ada link apk jangan langsung di klik," jelasnya.
Selain itu, Basuki juga menjelaskan jika terjadi data terbobol segera lapor ke pihak OJK maupun BI.
"Segera melapor, di OJK bisa lewat kontak 157 dan ceritakan apa yang terjadi," ungkapnya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?