Dibela Pemkot Surabaya, Camat Asemrowo Laporkan Penyebar Video Hoaks ke Polda Jatim
Camat Asemrowo mengambil langkah hukum atas tudingan bahwa dirinya menyembunyikan seorang perempuan di ruang kerjanya
SURABAYA, SJP - Perkembangan kasus video viral Camat Asemrowo, Muhammad Khusnul Amin, yang dituduh menyembunyikan seorang wanita di ruang kerjanya saat penggerebekan, memasuki babak baru.
Khusnul resmi melaporkan akun media sosial yang menyebarkan narasi tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur pada Jumat (10/1/2025).
Didampingi tim kuasa hukumnya, Khusnul mendatangi Polda Jatim sekitar pukul 14.00 WIB. Kuasa hukumnya, Abdul Rouf mengaku telah membawa barang bukti berupa video dengan narasi yang dinilai mencemarkan nama baik.
Laporan tersebut dilayangkan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE). Pelaporan itu terpaksa diambil sebagai bentuk upaya mencari keadilan atas fitnah yang tersebar.
“Video itu berisi narasi hoaks yang menyebut Pak Camat menyembunyikan wanita. Kami akan melaporkan akun-akun yang terlibat dalam penyebarannya,” jelas Rouf, Jumat (10/1/2025).
Laporan awal difokuskan pada akun TikTok yang pertama kali memviralkan narasi tersebut. Namun, kata Rouf, tidak menutup kemungkinan laporan akan berkembang ke pihak lain yang turut menyebarkan atau memproduksi narasi serupa.
“Laporan ini adalah langkah awal. Kami berharap penyelidikan dapat mengungkap siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab atas penyebaran informasi yang merugikan Pak Camat dan institusi pemerintah,” kata Rouf.
Khusnul berharap laporan ini bisa memulihkan nama baiknya dan memberikan efek jera kepada pelaku penyebaran hoaks.
"Saya serahkan sepenuhnya pada proses hukum. Ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk melindungi integritas keluarga dan institusi pemerintahan yang saya wakili," ujarnya.
Kronologi dan Klarifikasi Camat Asemrowo
Insiden itu bermula pada 6 Januari 2025. Saat itu, Khusnul didatangi sekelompok warga dan mendobrak masuk ke kantornya. Warga menuding, Khusnul menyembunyikan seorang wanita di ruang kerjanya.
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat seorang wanita meringkuk bersembunyi di bawah meja kerja Khusnul. Video itu pun memicu munculnya spekulasi publik. Namun, Khusnul segera memberikan klarifikasi.
Dalam klarifikasinya, dia menyebut, insiden itu hanya sebuah kesalahpahaman. Dia menjelaskan, bahwa saat itu sedang berlangsung rapat internal dengan dua stafnya: Devi dan Alfian. Mereka membahas inovasi pelayanan publik.
Saat sekelompok warga itu datang dan mendobrak masuk ke ruangannya, Devi panik dan tanpa berpikir panjang segera bersembunyi di kolong meja Khusnul. Dia ketakutan ketika segerombolan warga itu tiba-tiba mendobrak pintu.
Dukungan Pemkot Surabaya
Pernyataan Khusnul itu mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M. Fikser menyebut, narasi dalam video yang beredar adalah fitnah.
Fikser mengafirmasi pernyataan Khusnul, bahwa wanita dalam video yang beredar adalah staf kecamatan yang bersembunyi karena merasa ketakutan. Bukan orang luar sebagaimana dituduhkan.
Khusnul menyebut, langkah hukum yang diambilnya merupakan arahan langsung dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
"Pak Wali mem-back up penuh laporan ini. Beliau juga mendukung langkah saya untuk melindungi nama baik, baik secara pribadi maupun institusi," kata Khusnul.
Eri Cahyadi menegaskan, Pemkot Surabaya akan memberikan pendampingan hukum penuh kepada Khusnul. Bahkan, dirinya turut mendatangi Polda Jatim untuk memberikan dukungan camat tersebut.
"Kami di Pemkot Surabaya akan selalu membela aparat kami, jika mereka bekerja dengan integritas. Terutama dalam menghadapi fitnah seperti ini," tegas Eri.
Pengingat untuk Bijak di Media Sosial
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi dan menyebarkan informasi yang beredar di media sosial. Narasi yang tidak didasari fakta, dapat memicu kesalahpahaman dan merugikan berbagai pihak.
Publik diharapkan untuk selalu memverifikasi informasi dari sumber yang kredibel, sebelum mengambil kesimpulan dan memutuskan untuk menyebarluaskannya.
Di lain sisi, peristiwa ini juga menjadi momentum bagi Pemkot Surabaya untuk mengevaluasi kinerja pelayanan publik di semua tingkatan, mengingat awal mula penggerebekan warga ke Kecamatan Asemrowo dilatarbelakangi soal lambatnya layanan administrasi. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?