Persoalan HIV di Kota Malang, Dinkes Siapkan Deteksi dan Penanganan
Masalah HIV/AIDS masih menjadi tantangan kesehatan yang signifikan di Kota Malang. Hingga akhir 2024, tercatat secara keseluruhan sekitar 2.000 pengidap HIV/AIDS di wilayah ini.
KOTA MALANG, SJP – Masalah HIV/AIDS masih menjadi tantangan kesehatan yang signifikan di Kota Malang. Hingga akhir 2024, tercatat secara keseluruhan sekira 2.000 pengidap HIV/AIDS di wilayah ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang berupaya meningkatkan layanan deteksi dan pengobatan.
Kepala Dinkes, Husnul Muarif, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 16 Puskesmas dan 8 rumah sakit di Kota Malang yang siap mendeteksi HIV.
Dalam pernyataannya pada Jumat (10/01/2025), Husnul menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan ini dapat diakses oleh masyarakat untuk konsultasi dan pemeriksaan bagi mereka yang merasa berada dalam kategori risiko tinggi HIV.
“Di semua Puskesmas di Kota Malang, kami menyediakan layanan Konsultasi dan Testing Sukarela (KTS),” kata Husnul saat ditemui di kantor Dinkes.
Untuk perawatan, dukungan, dan pengobatan, lima Puskesmas, termasuk yang berada di Dinoyo, telah ditunjuk sebagai lokasi layanan.
Husnul juga mencatat bahwa meskipun jumlah pengidap HIV/AIDS cukup tinggi, penemuan kasus baru setiap tahunnya menunjukkan adanya upaya yang berkelanjutan dalam deteksi dini.
Mengenai data HIV yang terus meningkat, ia menanggapi, setiap tahun pasti ada penemuan baru. Data yang ada adalah kumulatif, dan bisa saja ada kasus yang belum terlaporkan dari bulan sebelumnya.
Ia menambahkan, bahwa meskipun ada penemuan kasus, peningkatan yang tajam tidak tampak nyata, dan setiap tahun tetap ada laporan kasus baru.
Husnul menyatakan keyakinannya bahwa masyarakat kini sudah lebih memahami isu HIV.
“Fasilitas kesehatan memiliki SOP yang jelas. Kami mendorong masyarakat yang merasa memiliki potensi atau risiko tinggi untuk mengakses layanan di 16 Puskesmas dan 8 rumah sakit untuk KTS,” ujarnya.
Sosialisasi tentang HIV juga telah dilakukan di masing-masing fasilitas kesehatan, baik secara langsung maupun melalui media.
“Pada tahun ajaran baru, kami biasanya melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah terkait kesehatan reproduksi,” tutup Husnul. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?