BNPB Bakal Kembangkan Sistem Informasi Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor Skala Besar

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari sebut saat ini BNPB tengah lakukan studi berbasis ilmiah bersama para ahli teknologi inovasi, iklim, dan geologi dalam negeri.

01 Apr 2024 - 09:45
BNPB  Bakal Kembangkan Sistem Informasi Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor Skala Besar
Kondisi tiga rumah terancam tebing longsor. (Foto: Abrori/SJP)

Jakarta, SJP -  Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama sejumlah perguruan tinggi siap kembangkan sistem informasi peringatan dini bencana tanah longsor skala besar cakup seluruh wilayah rawan nasional.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari sebut saat ini BNPB tengah lakukan studi berbasis ilmiah bersama para ahli teknologi inovasi, iklim, dan geologi dalam negeri.

“Studi tersebut untuk menentukan mekanisme peringatan dini tanah longsor yang memenuhi standar keakuratan tinggi, cepat, terintegrasi, dan mudah diakses publik,” paparnya seperti yang dilansir dari Beritasatu, Senin (1/4).

Minimal ada tiga mekanisme yang biasanya diadopsi dalam pembuatan sistem peringatan dini.

Abdul memberi contoh sistem peringatan dini berbasis citra satelit time-series untuk memantau perubahan tata lahan dan pergerakan mahkota longsor untuk menghasilkan peringatan dini bagi masyarakat berisiko tinggi.

Peringatan dini berbasis sensor, yakni setiap daerah rawan longsor dipasangkan alat sensor untuk memantau pergerakan tanah, curah hujan dan parameter lain.

Data ini yang nantinya diolah untuk hasilkan peringatan dini bagi masyarakat sebelum  sistem peringatan berbasiskan masyarakat yang melibatkan warga dalam proses pemantauan dan pelaporan tanda-tanda awal tanah longsor.

“Kami masih mengkaji opsi terbaik untuk mekanisme tanah longsor nasional ini,” ujarnya.

Dia katakan pembuatan sistem peringatan dini tanah longsor berskala nasional ini menjadi kelanjutan kalangan peneliti Indonesia yang berhasil mengembangkan sistem bencana serupa di 35 daerah 10 tahun lalu. 

Namun, sistem buatan peneliti yang salah satunya dari Universitas Gadjah Mada bersama tim BNPB itu, kapasitas dan wilayah jangkauannya masih tergolong lokal yang mencakup 200 desa.(**)

Sumber: Beritasatu/: Whisnu Bagus Prasetyo

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow