Beri Pembekalan Kepada 300 Pelajar SMA/SMK: KPK Lahirkan Duta Anti Korupsi Jawa Timur
Pembekalan tersebut diberikan kepada siswa yang menjadi Duta Anti Korupsi, yakni 300 siswa terpilih yang mewakili tiap Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.
Surabaya, SJP - Dalam upaya menggaungkan ajakan anti korupsi kepada masyarakat sejak dini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan pembekalan kepada 300 siswa perwakilan tiap Kabupaten Kota untuk dijadikan Duta Anti Korupsi yang siap menjadi panutan di sekolah masing-masing.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMKN 5 Surabaya, yang menjadi acara penutup dalam rangkaian gelaran Roadshow Bus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kota Surabaya yang telah dimulai sejak 11 Juni 2024 lalu, dengan mengusung tema 'Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi'.
Aries Agung Paewai selaku Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjelaskan bahwa pembekalan tersebut diberikan kepada 300 siswa perwakilan tiap Kabupaten/Kota se-Jawa Timur yang terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan yang menjadi Duta Anti Korupsi.
"Secara garis besar tujuan dari Roadshow Bus KPK sendiri ditujukan untuk memberikan edukasi budaya anti korupsi di Indonesia," jelas Aries, Sabtu (15/6).
"Dan tujuan utama dari pembekalan kepada siswa-siswi duta anti-korupsi adalah menjadikan mereka sebagai juru bicara perihal anti-korupsi di sekolahnya masing," sambungnya.
Selain memberikan materi mengenai dasar-dasar anti-korupsi, para siswa juga diberikan pembekalan mengenai pembuatan konten positif ajakan tolak korupsi dan digitalisasi kampanye anti-korupsi.
"Jadi gol utamanya bukan sekedar memberikan status duta saja, tapi diharapkan para duta anti-korupsi ini bisa menjadi semacam influencer untuk menularkan sikap dan sifat anti korupsi keoada teman-teman mereka," tandasnya.
Adapun Kepala Sekretariat Kedeputian bidang Pendidikan dan Peran serta Masyarakat KPK, Guntur Kusmeiyano yang hadir dalam kegiatan tersebut membeberkan betapa pentingnya budaya anti-korupsi ditanamkan sejak dini, utamanya kepada para pelajar.
"Lingkungan yang paling strategis dalam mensosialisasikan nilai-nilai positif adalah di lingkup pendidikan. Apalagi jika kita bicara mengenai Indonesia Emas 2045, siswa-siswi inilah yang akan memegang tongkat estafet itu nantinya," papar Guntur.
Ia juga menyoroti pentingnya metode penyampaian pembekalan Anti Korupsi maupun pembekalan di sektor lainnya untuk menyesuaikan segmentasi atau target yang menjadi sasaran.
"Sebelumnya kita juga sudah pembekalan kepada OPD dengan metode yang lebih formal, bahkan kita juga lakukan pembekalan di tingkat TK atau PAUD, tentu dengan metode video, komik dan boardgame yang cocok untuk mereka," ucapnya.
"Mudah-mudahan berkembang terus dan berikutnya program-program dari organisasi siswa bisa dipantau dan disupervisi langsung oleh lembaga pendidikan KPK," pungkas Guntur. (*)
Editor: Rizqi ArdianĀ
What's Your Reaction?