Kampanye Stop Bullying: SDN dr Sutomo V Surabaya Beri Pembekalan dan Latih Public Speaking Siswa

SDN dr Sutomo V Surabaya bekerja sama dengan Komnas PA juga Dylla & Co Training untuk membekali siswa dalam upaya mencegah tindak bullying melalui pemberian materi dan pengembangan kemampuan public speaking.

29 May 2024 - 21:30
Kampanye Stop Bullying: SDN dr Sutomo V Surabaya Beri Pembekalan dan Latih Public Speaking Siswa
Pembekalan public speaking kepada siswa sebagai salah satu upaya pencegahan tindak bullying (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Bullying atau perundungan masih menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian oleh banyak pihak, tindakan agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti atau mengintimidasi orang lain ini masih kerap ditemui di berbagai lingkungan, terutama di sekolah.

Berkaitan dengan kampanye 'Stop Bullying'' dan sebagai upaya nyata pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di lingkungan akademik, Sekolah Dasar Negeri (SDN) dr Sutomo V Surabaya gandeng Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Surabaya untuk berikan pembekalan kepada peserta didik.

Pemberian pembekalan ini terbagi menjadi 2 bahasan, yakni perihal 'Stop Kekerasan di Sekolah' bersama Ketua Komnas PA Surabaya yakni Syaiful Bachri, dan perihal pembekalan 'basic public speaking' bersama Fadilah al Rahmah dari Dylla And Co Training.

Ketua Komnas PA Surabaya, Syaiful Bachri yang biasa dipanggil Kak Iful menjelaskan bahwa peningkatan laporan serta berita mengenai beragam kasus kekerasan yang diterima oleh anak, baik di rumah maupun ruang publik perlu untuk segera ditindaklanjuti.

"Oleh karena itu, kami memiiki gagasan untuk melakukan sosialisasi dan mengedukasi terkait perundungan dengan anak-anak yang seusia," ujar Syaiful, Rabu (29/5).

"Tujuannya agar mereka lebih terbuka dan mudah menyampaikan sesuatu pada teman seusia yang mereka lebih percaya dibanding dengan yang lebih tua," imbuhnya.

Syaiful menerangkan bahwa program di tahun 2024-2025 ini adalah aksi nyata dalam upaya membentuk Konselor Selaras, yang diperuntukkan untuk anak usia 9 hingga 18 tahun.

"Giat ini merupakan suatu jawaban atas tantangan dan mengurangi kasus tindak bullying yang kerap muncul tanpa disadari, sejalan juga dengan program besar Komnas PA Surabaya menjadikan anak-anak sebagai Konselor Searas Perlindungan Anak di Sekolah," tandas Syaiful.

Sementara itu, Fadilah yang memberi pembekalan mengenai basic public speaking kepada anak mengungkapkan bahwa ada korelasi yang kuat di antara kemampuan komunikasi anam dengan upaya pencegahan tindak perundungan atau bullying.

"Mayoritas atau bahkan hampir semua anak yang melakukan perundungan adalah anak yang berani berbicara, sedangkan korbannya kebanyakan adalah anak pendiam, pemalu dan yang takut untuk berbicara," terang Dilah.

Dilah kemudian juga menyebut bahwa alasan anak menjadi takut berbicara dilatarbelakangi oleh beragam alasan, namun banyak kasus menunjukkan bahwa alasan tersebut muncul dari lingkungan rumah.

"Tidak sedikit orang tua yang suka menyela atau bahkan marah dan tidak mau mendengar saat anak bercerita, tidak disadari bahwa ini bisa mempengaruhi anak menjadi takut berbicara di ruang publik," jelasnya.

Dalam program ini, Dilah berupaya untuk membekali siswa kelas 4,5 dan 6 SDN dr Sutomo V Surabaya dengan melatih mereka perihal basic public speaking yang baik, yakni dimulai dengan opening atau pembuka (salam, sapa, kenalan), lalu konten atau isi pembicaraan, dan terakhir adalah closing (salam dan ucapan terimakasih).

Kegiatan yang dilakukan meliputi latihan presentasi, latihan bercerita dengan baik, membuat vlog hingga permainan sambung kata.

"Ini juga melatih mereka untuk berani calling to action (ajakan) untuk menghentikan tindak perundungan, dengan harapan semua anak merasa berani dan boleh berbicara tanpa rasa takut," papar Dilah.

Setelah diadakannya program ini, Dillah berpesan kepada para orang tua untuk bisa ikut bekerja sama dalam upaya pencegahan perundungan, dengan mewujudkan lingkungan rumah yang baik, yakni memberikan waktu bagi anak untuk bercerita.

"Ini juga pesan bagi saya sendiri sebagai orang tua, jadi ayah bunda di rumah harus bisa mengerti perasaan, kemauan dari anak, langkah pertamanya tentu dengan mendengarkan saat mereka bercerita, setelah itu baru beri mereka saran dan koreksi," ujarnya.

Baginya tidak hanya anak yang perlu menerapkan basic public speaking dan komunikasi baik, namun orang tua juga perlu untuk memulai berbicara dengan opening, konten yang baik dan penutup seperti yang ia ajarkan pada anak didik SDN dr Sutomo V Surabaya.

Sedangkan untuk guru, Dilah berpesan untuk mulai mengubah pola mengajar di sekolah, yakni dengan memberikan ruang berbicara yang lebih luas kepada peserta didik.

"Selama ini guru yang banyak bicara, sekarang diolah bagaimana guru yang lebih banyak mendengar dan memperhatikan ekspresi anak, ini akan lebih efektif," pesan Dilah.

Program ini juga memberi tugas kepada para siswa untuk membuat vlog mengenai 'Anti Bullying', dan karena perkembangan teknologi yang pesat, Dilah tidak heran bahwa hasil vlog dari siswa SDN dr Sutomo V Surabaya sangatlah baik.

Masih di lokasi yang sama, Arini Kurnia Sari, S.Pd selaku guru penggerak merasa kegiatan ini sejalan sengan upayanya dalam mewujudkan aksi nyata melakukan pembekalan kepada anak-anak, mulai kelas 3 hingga kelas 5 menjadi agent-agent anti bullying di sekolah.

"Akan ada 33 anak yang terseleksi untuk mewakili teman-teman yang memiliki kemampuan saling melengkapi, tanpa melupakan tugas utama mereka di sekolah yaitu belajar," ungap Arini. 

Arini menambahkan, banyak dampak positif yang dirasakan terutama munculnya rasa saling menghargai, terlebih setelah mendapat penjabaran dari Komnas mengenai dampak dan konsekuensi tindak bullying.

Terakhir, Kepala Sekolah SDN dr Sutomo V yakni Sutrisno atau yang akrab dipanggil Pak Tris mengungkapkan rasa bangganya setelah diadakannya kegiatan positif ini di sekolahnya.

"Ini adalah sebuah kebanggan kami bisa melakukan dan mengembangkan program yang melibatkan anak-anak sebagai konselor perlindungan anak di sekolah, bisa menjadi bekal mereka selanjutnya," ucapnya.

Tris berharap, pembekalan ini dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan peserta dengan tetap melakukukan langkah dasar yaitu Senyum, Salam, Tanyakan, Uraikan, Tolong, dan Jabarkan. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow