Baru Terungkap! Mohamed Al Fayed Lakukan Pelecehan Seksual Kepada Puluhan Karyawatinya
Para korban pelecehan seksual dari pria yang meninggal tahun 2023 ini angkat bicara setelah melihat sosoknya yang ‘baik’ di serial Netflix ‘The Crown’
London, SJP - Mendiang Mohamed Al Fayed tertuduh sebagai pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap puluhan karyawati di perusahaannya, Harrods.
Mantan pemilik departemen store mewah itu dituduh memperkosa lima wanita serta tuduhan lain adalah pelecehan seksual terhadap sedikitnya 15 orang lainnya.
Tragedi ini terjadi saat para wanita itu bekerja di department store mewah milik Fayed, sebelum ia menjualnya.
Fayed, yang menjual Harrods pada tahun 2010, meninggal tahun lalu pada usia 94 tahun.
Pengungkapan ini dilakukan BBC yang membuat film dokumenter tentang ayah dari mendiang Dodi Al Fayed, kekasih Putri Diana.
Para pembuat film dokumenter mengatakan para wanita itu angkat bicara setelah melihat Fayed digambarkan dengan simpatik dalam serial Netflix, 'The Crown'.
Dalam serial tersebut, salah satu episode menunjukkan hubungan Diana dengan putra Fayed, Dodi, dan kematian mereka dalam kecelakaan mobil pada tahun 1997.
Pengakuan tersebut muncul lebih dari 20 wanita yang semuanya adalah mantan karyawan Fayed.
Mereka mengatakan dalam sebuah dokumenter BBC bahwa mereka mendapat pelecean seksual tetapi perusaaan Harrods menutupi kasus tersebut.
Pemilik Harrods saat ini mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dengan tuduhan tersebut dan telah meminta maaf kepada para korban.
Obituarinya di Guardian mencatat ada tuduhan berulang tentang pelecehan seksual terhadap staf perempuan selama hidupnya.
Pada tahun 2009, Crown Prosecution Service memutuskan untuk tidak mendakwa Fayed atas klaim bahwa ia telah melakukan kekerasan seksual terhadap seorang gadis berusia 15 tahun di toko tersebut.
Pada tahun 2013, ia diwawancarai oleh polisi setelah seorang wanita menuduhnya telah melakukan kekerasan seksual terhadapnya di apartemennya di Park Lane setelah wawancara kerja.
Polisi membuka kembali kasus tersebut pada tahun 2015 tetapi tidak mengambil tindakan lebih lanjut karena Fayed selalu membantah tuduhan.
Para korban memberikan laporan terperinci tentang pelecehan tersebut, termasuk beberapa yang terekam kamera.
Semuanya ditayangkan dalam film dokumenter baru, Al Fayed: Predator at Harrods.
Film tersebut menunjukkan bahwa pelecehan tersebut terjadi di London, Paris, Saint-Tropez, dan Abu Dhabi.
Seorang wanita mengatakan kepada BBC bahwa ia diperkosa saat remaja di apartemen Fayed di Park Lane.
"Mohamed Al Fayed adalah monster, predator seksual tanpa kompas moral," katanya kepada BBC.
Tiga wanita lainnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka juga diperkosa olehnya di apartemen tersebut.
Seorang wanita kelima, yang hanya disebutkan namanya sebagai Gemma, mengatakan di depan kamera bahwa Fayed memperkosanya di apartemennya di Villa Windsor di Paris dan kemudian menyuruhnya membersihkan diri dengan disinfektan.
"Jelas dia ingin saya menghapus jejak apa pun yang menunjukkan dia berada di dekat saya," ungkap wanita ini dalam serial dokumenter tersebut.
Seorang wanita, yang BBC sebut hanya sebagai Sophia, mengatakan Fayed mencoba memperkosanya lebih dari satu kali saat ia menjadi asisten pribadinya dari tahun 1988 hingga 1991.
"Ia bukan orang dengan karakter seperti dalam serial itu," begitu ungkapnya tentang penggambaran Fayed dalam 'The Crown', ia mengatakan kepada BBC.
Bruce Drummond, seorang pengacara yang mewakili beberapa wanita, mengatakan kepada BBC: "Jaringan laba-laba korupsi dan penyalahgunaan di perusahaan ini tidak dapat dipercaya dan sangat gelap."
Terkait hal ini, pihak Harrods memberikan pernyataan resmi:
"Kami benar-benar terkejut dengan tuduhan penyalahgunaan yang dilakukan oleh Mohamed Al Fayed. Ini adalah tindakan seorang individu yang berniat menyalahgunakan kekuasaannya di mana pun ia beroperasi. Kami mengutuk dengan keras. Kami juga mengakui bahwa selama ini sebagai sebuah bisnis, kami gagal terhadap karyawan yang menjadi korbannya. Untuk itu kami dengan tulus meminta maaf."
“Harrods saat ini adalah organisasi yang sangat berbeda dengan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Al Fayed antara tahun 1985 dan 2010. Perusahaan ini berupaya menempatkan kesejahteraan karyawan sebagai inti dari semua yang kami lakukan.”
“Itulah sebabnya, sejak informasi baru terungkap pada tahun 2023 tentang tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Al Fayed. Prioritas kami adalah menyelesaikan klaim secepat mungkin. Ini untuk menghindari proses hukum yang panjang bagi para wanita yang terlibat. Proses ini masih tersedia untuk semua karyawan Harrods saat ini atau sebelumnya.”
“Meskipun kami tidak dapat membatalkan masa lalu, kami telah bertekad untuk melakukan hal yang benar sebagai sebuah organisasi. Hal ini didorong oleh nilai-nilai yang kami pegang saat ini. Kami memastikan bahwa perilaku seperti itu tidak akan pernah terulang di masa mendatang.” (**)
Sumber: BBC
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?