Perwajati gelar Pameran September ArtMove'24: Ketika Perempuan Berbicara Lewat Seni Rupa

Komunitas 'Perupa Wanita Jawa Timur' atau 'Perwajati' menggelar pameran lukis bertajuk "September ArtMove'24" yang digelar di Look Gallery, Universitas Kristen Petra, Surabaya sebagai wujud nyata pergerakan perempuan di ranah kesenian.

27 Sep 2024 - 22:15
Perwajati gelar Pameran September ArtMove'24: Ketika Perempuan Berbicara Lewat Seni Rupa
Para pengunjung menikmati keindahan lulisan yang tersaji di pameran September Artmove'24 oleh Perwajati (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Sejak awal kehidupan, perempuan telah menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya, mereka menari di antara peran-peran yang silih berganti seperti menjadi sosok seorang ibu, seorang istri, hingga seorang pekerja.

Dalam seni, terutama seni rupa, sebagian perempuan menemukan kebebasan tanpa batas. Lewat seni rupa, perempuan berbicara dalam bahasa visual, mengekspresikan emosi, pemikiran, dan harapan yang kadang sulit diucapkan lewat kata-kata. 

Melalui warna, tekstur, dan garis, mereka menyampaikan kisah perjuangan, cinta, dan mimpi, seperti halnya yang tercermin dalam pameran lukisan yang digelar oleh Komunitas 'Perupa Wanita Jawa Timur' atau 'Perwajati' yakni "September ArtMove'24" yang digelar di Look Gallery, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Dibuka pada tanggal 23 September, pameran yang berlangsung hingga 28 September ini mempertemukan 34 perempuan perupa dari Jawa Timur yang membawakan 2 lukisan, jadi di galeri yang kerap dikunjungi mahasiswa Petra ini dihiasi dengan total 68 lukisan. 

Karya-karya tersebut tak hanya menggambarkan kekuatan dan keindahan visual, tetapi juga menceritakan kisah-kisah yang mendalam tentang peran perempuan dalam dunia yang seringkali didominasi oleh laki-laki.

“ArtMove kami pilih sebagai tema untuk menunjukkan pergerakan perempuan dalam dunia seni rupa,” ujar Irdina Larasanti, Ketua Panitia Pameran, Jumat (27/9/2024).

“Kami ingin menegaskan bahwa perempuan juga bisa bersaing dan tidak kalah dengan seniman laki-laki, karya-karya yang dipajang di sini adalah bukti kekuatan kreativitas perempuan, dari berbagai latar belakang profesi dan kehidupan,” lanjutnya.

Bagi Irdina, pameran ini adalah awal dari perjalanan panjang, ia bersama Perwajati, komunitas perupa perempuan Jawa Timur yang baru berusia satu tahun, berencana untuk membawa pameran ini ke berbagai kota di Jawa Timur. 

"Kami ingin memperluas ruang bagi seniman perempuan di setiap kota, di setiap kota nanti akan ada seorang ketua yang bertanggung jawab mengumpulkan perupa perempuan lokal, sehingga kita bisa memperkenalkan kekuatan seni rupa perempuan kepada masyarakat luas," ucapnya.

Semangat untuk membesarkan Perwajati itu memang melekat di setiap anggotanya, tidak terkecuali oleh Paulina Soesri H yang merupakan Ketua Perwajati, salah satu alasan kuat dirinya ingin membesarkan Perwajati ialah untuk merangkul lebih banyak perempuan untuk bisa menuangkan ekspresi mereka melalui karya seni.

Ia mengungkapkan, bagi banyak perempuan termasuk dirinya, seni rupa adalah sebuah medium untuk menyalurkan suara hati yang kadang terpendam oleh tuntutan sebagai perempuan hebat, yang tidak jarang dari mereka memegang peran ganda dalam kehidupan.

“Banyak dari kami yang adalah ibu rumah tangga, ada juga yang memiliki karier di luar rumah namun di balik semua itu, kami tetap perempuan yang butuh ruang untuk mengekspresikan diri," ucap Paulina.

"Karena itu, terkadang, kami menjerit, menangis, bahkan tertawa di atas kanvas, di situlah kami menemukan kebebasan," imbuhnya dengan penuh haru.

Menurut Paulina, pameran ini adalah ajang untuk memperlihatkan sisi lain dari perempuan yang seringkali tak terlihat di balik rutinitas sehari-hari. 

“Meskipun banyak yang melihat kami sekadar menyalurkan hobi, tetapi sebenarnya apa yang kami tuangkan di kanvas adalah refleksi dari apa yang kami rasakan sebagai perempuan, setiap goresan kuas memiliki cerita, setiap warna menggambarkan emosi,” terang Paulina sembari diiringi nyanyian dari Electics Choir ITS yang ikut mendukung pameran ini.

Meski demikian, perjalanan perempuan dalam seni rupa masih penuh tantangan, adapun Muit Arsa, pendiri Perwajati, menekankan pentingnya menyatukan perupa perempuan untuk mengimbangi dominasi perupa laki-laki. 

“Perwajati didirikan untuk memberikan tempat bagi perempuan perupa, khususnya di Jawa Timur, hingga saat ini jumlah seniman laki-laki masih jauh lebih banyak, tetapi itu bukan penghalang bagi mereka para perempuan untuk terus berkembang,” ungkap laki-laki yang mendirikan Perwajati.

Ia melihat perkembangan yang signifikan di kalangan perupa perempuan, dan berharap nanti mereka bisa berpameran di tempat-tempat yang lebih representatif agar semakin dikenal. 

“Kami ingin memperkenalkan karya-karya perempuan tidak hanya di galeri lokal, tetapi juga di tempat yang lebih prestisius, sehingga publik semakin menyadari bahwa perempuan juga punya peran besar dalam dunia seni rupa.” tukasnya.

Melalui pameran ini, Perwajati bertekad untuk terus bergerak, membawa semangat perempuan-perempuan perupa Jawa Timur ke berbagai kota di Nusantara dan memberikan mereka ruang untuk berekspresi lewat seni. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow