Ancak Jumbo Warnai Semarak Sedekah Bumi RW 04 Sambikerep
Berlangsung di Balai RW 04 Sambikerep, warga terlihat antusias menyemarakkan acara tersebut, dan yang paling spesial di setiap perayaan Sedekah Bumi di RW 04 Sambikerep ialah kehadiran "Ancak Jumbo" yang disiapkan oleh tiap-tiap RT.
Surabaya, SJP - Sedekah Bumi, sebuah tradisi turun-temurun yang erat kaitannya dengan rasa syukur atas hasil bumi dan rejeki.
Tradisi ini merupakan wujud kebersamaan masyarakat dalam merayakan anugerah alam, sekaligus mendoakan keselamatan dan kesejahteraan lingkungan sekitar.
Salah satu kegiatan yang selalu dinantikan dalam tradisi ini adalah pembuatan dan juga iring-iringan ancak, yakni sebuah wadah makanan atau hasil bumi yang disusun secara megah dan indah, yang kemudian makanan tersebut akan diperebutkan oleh warga.
Meski Kota Surabaya dikenal sebagai Kota industri dan serba modern, ternyata tradisi ini masih hidup di beberapa wilayah Kota Pahlawan, salah satunya ada di RW 04 Sambikerep, yang pada Minggu (22/9) hari ini warganya kembali menyemarakkan tradisi tersebut.
Berlangsung di Balai RW 04 Sambikerep, warga terlihat antusias menyemarakkan acara tersebut, dan yang paling spesial di setiap perayaan Sedekah Bumi di RW 04 Sambikerep ialah kehadiran "Ancak Jumbo" yang disiapkan oleh tiap-tiap RT.
Ketua RW 04 Sambikerep, yakni Suwito, menyampaikan rasa bahagianya melihat semangat warga yang tidak surut, dengan melibatkan 12 RT yang masing-masing menyumbangkan satu ancak jumbo.
“Paling cepat untuk membuat ancak jumbo ini sekitar satu bulan, walaupun juga yang sampai selama 2 bulan sesuai dengan kerumitannya, tapi warga tetap semangat dan guyub sekali,” jelas Suwito.
Pembuatan ancak jumbo ini tidak hanya membutuhkan waktu dan tenaga, tetapi juga biaya yang terbilang cukup besar. Suwito mengungkapkan bahwa setiap RT melakukan iuran untuk membuat ancak, dan total biayanya bisa mencapai lebih dari 10 juta rupiah.
“Dengan banyak iuran warga yang ditaruh di setiap RT, membuat warga tidak mengeluh maupun keberatan,” tambahnya
Suwito menekankan bahwa pelestarian tradisi ini merupakan tanggung jawab bersama sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya leluhur.
Ia mengingatkan bahwa ritual ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan bagian penting dari identitas masyarakat yang sudah berlangsung turun-temurun.
"Tradisi ancak ini harus dipertahankan sepanjang masa. Bukan hanya untuk generasi kita, tetapi juga untuk anak cucu kita di masa depan," tegas Suwito dengan penuh semangat.
Selain sebagai bentuk syukur atas hasil bumi, tradisi Sedekah Bumi juga menjadi sarana bagi warga untuk memanjatkan doa dan harapan. Suwito berharap melalui acara ini, warga Sambikerep dapat dijauhkan dari segala marabahaya dan diberi limpahan rejeki.
"Semoga dengan adanya Sedekah Bumi ini, kita semua dijauhkan dari marabahaya, dan rejeki warga Sambikerep dilimpahkan," tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, selain Ancak, acara sedekah bumi di RW 04 Sambikerep juga dimeriahkan dengan beragam kegiatan lain seperti Tayub, Kendangan, olahraga OKOL hingga penampilan Ludruk Karisma Baru asli dari Surabaya.
Acara Sedekah Bumi ini tidak hanya menjadi simbol syukur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga Sambikerep, menjadi bukti bahwa tradisi leluhur masih sangat kuat dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?