Banjir Surut di Mojokerto, Warga Tagih Janji Mensos
Adanya informasi bahwa kerusakan yang timbul akibat banjir akan diperbaiki oleh pemerintah, pihaknya menyambut baik hal itu.
MOJOKERTO, SJP - Alam mulai memihak kepada masyarakat Desa Tempuran, harapan yang dipanjatkan sejak sepekan silam hari ini terjawab.
Ya, mereka hanya meminta banjir surut dan selanjutnya mereka meminta pemerintah melakukan evaluasi agar banjir tak terus menghantui saat musim penghujan tiba.
Saat puluhan warga Desa Tempuran sedang fokus membersihkan rumah-masing bekas direndam banjir, nampak seorang bapak dan anak masih sibuk mengeluarkan barang-barang berharga dari dalam rumahnya, seperti televisi, sound sistem, kasur dan beberapa kebutuhan dapur.
Mashudi (60) sang bapak usai mengeluarkan barang-barang berharganya, nampak langsung menyandak alat pel untuk membersihkan ruang tamu yang masih ada sedikit genangan air.
Sembari bersih-bersih, ia katakan, jika yang bisa menyelesaikan persoalan banjir di kampungnya adalah pemerintah pusat. Dia berpandangan seperti itu bukan tanpa alasan.
Menurutnya, upaya maksimal yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) belum membuahkan hasil, dimungkinkan lantaran keterbatasan anggaran.
Titik persoalan utamanya bagi dia adalah perbaikan pintu air Dam Sipon yang berlokasi di Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko. Ketika sungai di Sipon dilakukan normalisasi dan pintu airnya diperbaiki secara maksimal banjir tahunan tidak mungkin terjadi lagi.
"Hanya satu solusinya, yaitu perbaikan Sipon, pembuangannya hanya di situ. Ya perbaikan Sipon saja itu," kata dia saat ditemui, Senin (16/12/2024).
Bukan soal dia tidak percaya dengan pemerintah daerah, dia berpandangan bahwa perbaikan Dam Sipon membutuhkan anggaran yang besar dan hanya bisa dilakukan oleh kementerian atau pemerintah pusat.
"Kalau tingkat kementerian pasti bisa, kalau tingkat provinsi atau kabupaten saya jamin gak bisa, kalau hanya action seperti itu tidak ada gunanya," lontarnya.
Fiqi (38) anak dari Mashudi mengatakan, banjir tahun ini adalah banjir yang terparah. Rumahnya terendam selama 4 hari dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
Banjir yang terjadi sejak tahun 2019 silam, disebut yang paling parah adalah tahun ini.
Pintu rumah sudah rusak dan beberapa barang elektronik juga tak terselamatkan. Saat air surut pada Ahad petang, warga lain sudah bisa membersihkan rumah. Namun Fiqi bersama keluarganya baru bisa membersihkan rumah pada Senin pagi, lantaran posisi rumahnya berada di dataran rendah dan genangan di dalam rumah masih ada.
"Air masuk ke rumah ini terendam dan rusak selama empat hari, airnya masuk rumah hampir satu meter," kata dia.
Adanya informasi bahwa kerusakan yang timbul akibat banjir akan diperbaiki oleh pemerintah, pihaknya menyambut baik hal itu.
"Ya semoga saja, karena menteri saat datang kesini kemarin juga membahas rehabilitasi pasca bencana," terangnya.
Hal itu juga diungkapkan oleh warga Desa Tempuran lainnya, ia akan menagih janji pemerintah untuk mengganti kerugian korban janjir.
"Ya memang kita butuh untuk itu, karena ini banyak barang yang tidak bisa dipakai dan ekonomi terganggu," ungkap Suhariyanto (48) warga lainnya.
Meski dia belum bisa bilang berapa alat elektronik yang rusak, lantaran tidak berhasil dievakuasi saat banjir. Saat aliran listrik sudah kembali normal ia akan melakukan pengecekan.
"Banyak, tapi untuk kulkas, mesin cuci masih belum tahu, karena terendam kan, listriknya juga belum nyala. Yang sudah jelas rusak tidak bisa dipakai ya pintu itu, lemari, sofa dan kasur," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia (RI) Saifullah Yusuf saat kunjungi posko banjir di Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto Jumat (14/12/2024), janjikan bantuan pasca-bencana banjir.
Menteri yang akrab disapa Gus Ipul ini menyebut, penanganan bencana terakhir adalah tahap rehabilitasi yang di dalamnya memberikan dukungan kepada rumah rusak akibat terdampak banjir. Selain itu ia juga mengatakan ada juga bantuan berupa uang santunan.
"Rehabilitasi untuk melakukan dukungan pada rumah yang berdampak, ada untuk rumah rusak sedang, rusak ringan, ada standartnya semua itu. Santunan juga bisa kita sediakan,” katanya, Jumat (14/12/2024). (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?