Angkat Kisah Pengorbanan Ayah: Film 'HOLG' Karya Mahasiswa UNDIKA Dibintangi Aktor Siksa Kubur

Film karya mahasiswa program studi Produksi Film dan Televisi (PFTV) Universitas Dinamika berjudul Hold on Little Girl yang angkat kisah pengorbanan seorang ayah ini terbilang spesial karena dibintangi oleh aktor film Siksa Kubur.

16 May 2024 - 21:00
Angkat Kisah Pengorbanan Ayah: Film 'HOLG' Karya Mahasiswa UNDIKA Dibintangi Aktor Siksa Kubur
Gala Premiere film karya mahasiswa Universitas Dinamika berjudul HOLG di CGV Maspion Square Surabaya (Dok. Undika/SJP)

Surabaya, SJP - Rasa sayang orang tua merupakan anugerah terbesar yang bisa diterima oleh seorang anak, tidak hanya terwujud dalam kata-kata atau tindakan, tetapi juga dalam pengorbanan yang mereka lakukan untuk memastikan anak-anak merasa dicintai, aman, dan dihargai.

Khususnya pengorbanan seorang ayah yang terkadang memiliki wujud yang unik, abstrak dan rumit untuk dipahami sehingga tidak jarang membuat kesalahpahaman oleh sang anak, bahkan menjadi sebuah konflik batin bagi sang ayah.

Berangkat dari hal itu, Miky Havis, mahasiswa program studi (prodi) Produksi Film dan Televisi (PFTV) Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) berhasil membuat karya senagai tugas akhirnya berupa film pendek berjudul Hold on Little Girl (HOLG).

HOLG merupakan karya ke-12 Havis semenjak ia mulai membuat film di bangku SMP, film yang juga ia sutradarai ini juga telah diputar dalam acara Gala Premiere yang dihadiri oleh 140 penonton di CGV Maspion Square Surabaya pada Jumat (26/04) lalu.

Film bertema keluarga ini bercerita tentang Farah, seorang putri tunggal yang sebentar lagi menikah dengan laki-laki pilihannya. Namun, konflik batin terjadi ketika menjelang hari pernikahan yang mana sang ayah tampak tidak rela melepas anaknya yang dianggap masih kecil itu.

Keresahan itu muncul karena sang ayah terlalu mencintai putrinya sehingga enggan untuk melepasnya, apalagi pergi dengan pria lain, walaupun ayah dari Farah sadar bahwa anak gadisnya sudah waktunya untuk menikah di usianya.

“Padahal Farah sudah mencapai usia dewasa dan sudah waktunya menikah,” terang Miky.

Film ini berhasil mengaduk emosi penonton melalui penggambaran konflik batin dari seorang ayah yang akan ditinggalkan oleh putri satu-satunya karena telah menikah, membayangkan bagaimana kasih sayang yang selama ini diberikan harus dibagi dengan pria lain, yakni suami dari putrinya.

Sebagai karya tugas akhir sarjana terapan, film ini terbilang istimewa karena selain dibintangi oleh Vanessa Chastity sebagai Farah, lalu tokoh ibu diperankan oleh aktris teater Deny Tri Aryanti, film ini juga dibintangi oleh Afrian Arisandy sebagai seorang ayah, pemeran utama pria. 

Afrian Arisandy sendiri merupakan aktor asal Sidoarjo yang sedang hangat diperbincangkan publik ini dikenal karena aktingnya yang apik di film 'Siksa Kubur' karya sutradara Joko Anwar.  

Menurut Miky, mendatangkan seorang Afrian dan tokoh-tokoh lain yang berpengalaman dalam akting adalah anugerah. Ia juga bersyukur karena memiliki jaringan yang luas dan bisa kenal dengan orang-orang kompeten di bidangnya.

Film HOLG sebenarnya sudah mulai diproduksi sejak tahun 2020 sebagai tugas akhir semester kuliah. Namun, tidak selesai akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan banyak hambatan selama produksi sehingga harus berhenti di tengah jalan. 

“Saat itu masih gencar-gencarnya Covid-19 dan seringkali lockdown saat kami mau produksi film, sehingga proses produksi sering terhambat,” ungkapnya.

Pasca pandemi, Miky berusaha memperbaiki kembali film ini bersama tim produksi dan didukung oleh para pembimbing tugas akhir serta masukan dari dewan penguji. 

“Saya dibantu oleh Harf Media, production house yang sudah saya rintis bersama teman-teman SD saya hingga saat ini,” kata Miky.

Dirinya mengaku, ada total 24 orang yang menjadi tim dalam proses produksi HOLG. Setelah melalui proses panjang akhirnya film ini rampung pada tahun 2024 sekaligus dijadikan sebagai karya tugas akhir (TA) prodi PFTV.

Sementara itu, adapun Muhammad Bahruddin selaku dosen pembimbing karya Miky, menjelaskan bahwa film pendek yang dibuat Miky memiliki hubungan erat dengan kehidupan keluarga-keluarga pada umumnya. 

“Namun yang istimewa, Miky mampu membangun konflik batin dan drama secara detail ke dalam film,” ucap Bahruddin, Kamis (16/5).

“Sekalipun banyak ayah mengalami kesedihan yang mendalam karena ditinggal menikah putrinya tapi justru tak banyak film yang mengambil kisahnya. Inilah kelebihan dari HOLG,” lanjut pria yang menjadi Kaprodi PFTV sejak 2021 lalu itu.

Miky sendiri berharap HOLG bisa didaftarkan sebagai intellectual property (IP) agar bisa diputar di seluruh layar lebar di Indonesia, juga didaftarkan di berbagai festival film nasional dan internasional untuk mengikuti jejak keberhasilan Annoying Boy yang merupakan karya Miky sebelumnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow