Air Sungai Brantas Di Jombang Tercemar!
Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) bersama komunitas Sekarmulyo di Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang temukan adanya pencemaran pada air sungai Brantas.
JOMBANG, SJP - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) bersama komunitas Sekarmulyo di Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang temukan adanya pencemaran pada air sungai Brantas.
Hal itu terungkap usai upaya pengecekan baku mutu air oleh kedua lembaga tersebut di lokasi aliran sungai Brantas wilayah setempat, Kamis (30/11/2023).
Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah katakan jika pada proses pengujian baku mutu air ditemukan peningkatan kandungan fosfat.
“Kandungan fosfat yang tinggi di sungai dapat stimulasi pertumbuhan alga sehingga sinar matahari yang masuk ke perairan akan berkurang," kata Alaika dalam pesan diterima redaksi, Jumat (1/12/2023).
Menurut Alika, ketika Alga mati bakteri akan memecahnya dengan oksigen terlarut dalam air.
Dampaknya kualitas air akan menurun, dan mengancam kehidupan biota termasuk ikan di sungai.
"Pada hari Kamis 30 November 2023, hasil uji air ditemukan parameter fosfat 0,3 ppm sudah di atas baku mutu yang diperbolehkan sesuai PP.22 Tahun 2021 yaitu 0,2 ppm. Nitrat 4 ppm baku mutunya 10 ppm dan nitrit 0 ppm," terangnya.
Selain itu Alika jelaskan berdasarkan laporan warga, belakangan ini sungai Dor yang mengalir ke Sungai Brantas Megaluh Jombang telah ditemukan kejadian ikan mati massal.
Kondisi tersebut diduga akibat pembuangan limbah dan obat yang berdampak kepada kematian ikan.
"Hal ini sangat merugikan kelompok nelayan, karena berdampak pada pendapatan mereka yang semakin turun," jelasnya.
Sementara itu, ketua komunitas Sekarmulyo, Supriyo akan terus konsisten untuk menjaga sungai. Dirinya bersama anggota akan rutin melakukan patroli sungai.
"Karena komunitas kami dibentuk atas rasa keprihatinan terhadap menurunnnya kondisi Sungai Brantas dan rusaknya ekosistem yang berimbas terhadap kepunahan ikan endemik sungai Brantas,” ungkap Supriyo yang merupakan nelayan sungai Brantas sejak tahun 1970 itu. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?