83 Persen Bus Wisata Masuk Ke Kota Batu Tak Layak Jalan

Kabid Angkutan Dishub Batu Hari Juni Susanto katakan hasil tersebut didapatkan setelah selama empat hari pihaknya bekerjasama dengan Korsatpel Terminal Ajosari Tipe A BPTD Kelas II Wilayah XI Jawa Timur untuk melakukan program ramp check

27 May 2024 - 15:30
83 Persen Bus Wisata Masuk Ke Kota Batu Tak Layak Jalan
Pemeriksaan Dishub dalam program ramp check (Istimewa/Dishub/SJP)

Kota Batu, SJP - Upaya Dians Perhubungan (Dishub) Kota Batu dalam meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan ketika adanya study tour dengan ramp check dilakukan selama libur panjang waisak pekan lalu.

Kabid Angkutan Dishub Batu Hari Juni Susanto mengatakan hasil tersebut didapatkan setelah selama empat hari pihaknya bekerjasama dengan Korsatpel Terminal Ajosari Tipe A BPTD Kelas II Wilayah XI Jawa Timur untuk melakukan program ramp check

"Sejak Kamis (23/5/2024) sampai Minggu (26/5/2025) kemarin dan total ada 112 bus pariwisata yang diperiksa dan 83 persen diantaranya atau 80 bus dinyatakan tidak layak jalan," ungkapnya pada Senin (27/5)

Ketidaklayakan jalan bus yang diperiksa terjadi karena ada beberapa faktor seperti tidak adanya Kartu Pengawasan (KPS) dan uji KIR yang mati, bahkan juga terdapat STNK yang ikut mati.

Sedangkan untuk fisik kendaraan mayoritas masih aman digunakan meskipun terdapat beberapa bagian yang menyalahi aturan. Seperti kelebihan seat atau kursi, APAR yang kedaluwarsa, hingga sabuk pengaman pada sopir yang tidak ada.

"Jadi pemeriksaan dilakukan pada empat objek wisata di Kota Batu yakni Jatim Park 3, Jatim Park 2, Museum Angkut dan Jatim Park 1, serta Selecta. Kami melakukan pemeriksaan secara intens," imbuhnya.

Hari Juni menambahkan hal yang menjadi sorotan utama adalah banyak bus yang hanya memiliki satu sopir, padahal untuk perjalanan panjang minimal harus ada dua sopir di satu bus karena setiap empat jam sekali sopir harus beristirahat.

Terlebih bus yang diperiksa rata-rata jarak jauh seperti dari Tangerang, Bandung, Jogja, dan lainnya dan tidak ada sopir pengganti, padahal kondisi fisik sopir juga berpengaruh saat di jalan.

"Yang kemarin masih sebatas himbauan saja, dan untuk data yang masuk akan diserahkan kepada kementerian perhubungan agar terjadi tindak lanjut pada masing-masing Perusahaan Otobus (PO). (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow