5 Langkah Penting Mengakhiri Perkawinan Anak di Indonesia
Sahabat SJP, mari bersama berkolaborasi menyusun strategi dengan para pemimpin lokal dan tokoh agama untuk mengadvokasi isu perkawinan anak di masyarakat. Untuk mengatasi perkawinan anak ini, ada 5 langkah penting yang harus dilakukan untuk mengakhiri perkawinan anak.
Kabupaten Bondowoso, SJP – Meskipun banyak masyarakat di Indonesia paham tentang dampak negatif yang ditimbulkan akibat perkawinan anak, fenomena ini masih sering terjadi.
Perkawinan dini yang tercatat di Pengadilan Agama di setiap daerah menunjukkan masih kerap terjadi karena didorong SDM yang masih rendah.
Karena itu kta juga perlu mengetahui cara mencegah perkawinan anak. Berdasarkan data dari Susenas tahun 2022, tercatat ada 8,04 persen perempuan berusia 20-24 tahun, yang menikah sebelum usia 18 tahun.
Peningkatan SDM orang tua dan anak juga perlu dilakukan karena, perkawinan anak oleh masyarakat dipersepsikan berbeda-beda. Sebagian pihak menilai pernikahan di usia muda, mampu menghilangkan kekhawatiran orang tua atas masa depan anaknya.
Jika tidak cepat-cepat menikah, ada orang tua yang takut anaknya menjadi ‘perawan tua’ atau ‘bujang tak laku’. Hal itu masih mempengaruhi, sehingga banyak orang tua yang menikahkan anaknya di usia muda.
Padahal, banyak yang belum diketahui oleh orang tua dan anak-anak yang menikah muda, tentang dampak negatif yang akan dihadapi oleh pasangan suami isteri yang menikah di usia muda.
Dampaknya mulai dari kesehatan, masa depan, ekonomi, keluarga anak/remaja perempuan. Bahkan, karena alat reproduksi yang belum siap, akan berisiko pada kematian ibu dan bayi.
Anak-anak dan orang tua harus tahu, untuk skala nasional, perkawinan anak memiliki implikasi besar bagi pembangunan dan kesejahteraan. Bahkan, hal ini menjadi penyebab meningkatnya angka stunting di Indonesia.
Sehingga, perlu kerja sama banyak pihak untuk menyosialisasikan bahaya perkawinan anak. Tindakan kolektif diperlukan untuk mengakhiri segala dampak yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, sahabat SJP, mari bersama berkolaborasi menyusun strategi dengan para pemimpin lokal dan tokoh agama untuk mengadvokasi isu perkawinan anak di masyarakat.
Untuk mengatasi perkawinan anak ini, ada 5 langkah penting yang harus dilakukan untuk mengakhiri perkawinan. Dikutip dari laman Instagram resmi @unfpaindonesia, berikut langkah-langkahnya :
1. Sertakan dan libatkan anak perempuan dan anak laki-laki dalam pembuatan kebijakan serta tindakan bersama untuk mengakhiri perkawinan anak.
2. Mulai mempromosikan keterlibatan laki-laki dalam pendekatan yang adil gender secara khusus mempromosikan pemberdayaan anak perempuan dan perempuan.
3. Membina ruang-ruang di masyarakat bagi anak perempuan dan remaja untuk melatih kepemimpinan dan mengembangkan jaringan.
4. Memastikan akses layanan dan pendisikan kesehatan seksual dan reproduksi yang inklusif dan komprehensif untuk anak perempuan dan laki-laki.
5. Berkolaborasi dan menyusun strategi dengan para pemimpin lokal dan tokoh agama untuk mengadvokasi isu perkawinan anak di masyarakat. (**)
Editor : Noordin
Sumber : Instagram resmi @unfpaindonesia
What's Your Reaction?