Warga Desa Turi Bojonegoro Merasa Dicampakkan Pemerintah Daerah
Jembatan di Dusun Belah Desa Turi Kecamatan Tambakrejo ambruk diterjang banjir awal November 2022. Hingga kini warga setempat menunggu kapan Pemkab Bojonegoro membangun kembali satu-satunya akses jembatan menuju pusat desanya.
Bojonegoro, SJP - Terhitung sudah 13 bulan, warga Dusun Belah, Desa Turi, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur merasa ditinggalkan pemerintah daerah. Itu terjadi sejak jembatan yang menghubungkan dusunnya ke pusat desa, ambruk dihantam banjir bandang pada awal November 2022 silam.
Dalam kurun medio itu pula, mereka harus pontang-panting menerobos sungai, lantaran jembatan satu-satunya ke luar dusun terputus sejak 4 November 2022. Situasi tersebut kian sulit setelah musim penghujan mulai menjamah teritorial desa mereka.
Sedangkan sesuai informasi yang diterima Kepala Desa (Kades) Turi, Riyadi, pembangunan jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 4 meter tersebut telah masuk anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKKD) di P-APBD Bojonegoro tahun 2023.
Namun, realitanya hingga memasuki pekan pertama Desember 2023 belum ada tindak lanjut dari Pemkab setempat.
"Yang sedih dan repot itu kalau ada orang meninggal, harus ditandu menyeberang sungai di bawah jembatan yang putus itu," kata Sumiyati warga setempat, Senin (4/12/2023).
Berdasar data website resmi Desa Turi, Kecamatan Tambakboyo, Bojonegoro, jembatan di dusun yang dihuni 658 jiwa itu tak tahu kapan akan dibangun. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana jika musim penghujan menyatroni desanya.
Selama ini jembatan tersebut menjadi akses satu-satunya menuju pusat desa. Jadi sejak terputus, jenazah yang akan dimakamkan harus dipanggul memutari Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon dengan jarak tambahan sekitar 2 Km menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Turi.
Demikian pula anak-anak yang berangkat dan pulang sekolah. Pun jika ada orang sakit akan berobat, tentunya tak bisa lewat menerobos sungai yang jika musim hujan dipastikan debit airnya tinggi dan arusnya sangat deras.
Warga mencatat, sejak jembatan ambruk dirajam banjir bandang sudah dua orang meninggal. Jenazah mereka ditandu menerjang sungai yang jika kemarau tak berair, tapi bila musim hujan sarat air cenderung keruh tersebut.
"Kami pasrah dan mempercayakan masalah jembatan itu pada Pak Kades dan perangkat desa, biar beliau-beliau yang mengurusi ke pemerintah," ujar warga lainnya.
Mereka tetap berharap pemerintah segera membangun kembali jembatan di dusunnya yang ambruk. Hanya dengan jembatan itu pula aktivitas warga bakal kembali normal.
"Saya sampai malu sama warga karena belum terlihat upaya perbaikan," sergah Kades Turi, Riyadi, saat dikonfirmasi secara terpisah.
Terdampak langsung dari ambruknya jembatan tersebut adalah warga RT 18. Di sana terdapat 27 unit rumah. Mereka pula yang sabar hari jika keluar kampungnya harus menerabas sungai.
Kades Riyadi sendiri telah menerima kabar, proyek pembangunan jembatan yang putus itu telah masuk anggaran BKKD di P-APBD 2023.
Akan tetapi kabar menggembirakan yang terlanjur sampai ke telinga warga Dusun Belah itu, tak kunjung menjadi kenyataan.
"Sampai saat ini belum ada tindak lanjut," ungkap Riyadi kepada wartawan, Jumat (1/12/2023) lalu.
"Saya kapan hari ko firmasi ke Pak Yogi dari PU bidang jembatan, katanya belum ada kabar," imbuhnya.
Jika dalam musim kemarau, tambah orang nomor wahid di jajaran Pemdes Desa Turi itu, warga masih bisa menerobos sungai karena kondisinya kering.
Situasinya akan berbeda jika sudah memasuki musim penghujan. Warga akan lebih sulit karena terdapat rintangan berupa arus sungai yang deras.
"Mirisnya kalau ada warga yang sakit atau meninggal, harus ditandu untuk melewati arus sungai yang deras," pungkas Riyadi.
Saat dikonfirmasi, Kabid Jembatan Dinas PU Bina Marga Kabupaten Bojonegoro, Edi Dwi Purwanto, terkesan tidak mengetahui soal rencana pembangunan jembatan yang sudah putus satu tahun silam yang informasinya sudah dianggarkan di P-APBD 2023.
Ia justru bertanya balik, terkait status ruas jalan tempat jembatan berdiri.
"Ruas jalannya di jalan kabupaten atau jalan desa, Mas?" Kata Edy Dwi Purwanto. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?