Trump dan Putin Bahas Ukraina, Zelensky dan Biden Cemas
Donald Trump, baru-baru ini melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin
Suarajatimpost.com - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Percakapan antara dua pemimpin negara besar tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelensky, yang cemas mengenai dampak percakapan tersebut.
Menurut sumber yang mengetahui isi pembicaraan itu, yang dilaporkan oleh Reuters pada Minggu (10/11/2024), Trump memberi saran kepada Putin agar tidak memperburuk konflik di Ukraina. Selain Zelensky, Presiden AS Joe Biden juga berencana untuk mendesak Trump agar Amerika Serikat tetap memberikan dukungan kepada Ukraina.
Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Trump dan Putin telah berbicara dalam beberapa hari terakhir. Trump juga dilaporkan telah berbicara dengan Zelensky pada Rabu (6/11/2024), di mana Trump mengkritik besarnya dukungan militer dan finansial yang diberikan AS kepada Ukraina. Namun, Trump juga berjanji akan segera mengakhiri perang, meskipun tidak menjelaskan langkah konkret yang akan diambil.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengonfirmasi bahwa mereka tidak diberi tahu sebelumnya mengenai pembicaraan telepon antara Trump dan Putin, sehingga mereka tidak dapat memberikan dukungan maupun penolakan terhadap percakapan tersebut.
"Kami tidak mengomentari panggilan telepon pribadi antara Presiden Trump dan para pemimpin dunia lainnya," ujar Steven Cheung, direktur komunikasi Trump, ketika ditanya tentang percakapan yang pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.
Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Washington belum memberikan tanggapan terkait permintaan komentar tentang percakapan tersebut.
Trump dijadwalkan akan dilantik pada 20 Januari 2025 setelah memenangkan pemilihan presiden pada 5 November 2024, mengalahkan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Sebagai bagian dari transisi kekuasaan, Presiden Joe Biden telah mengundang Trump untuk mengunjungi Gedung Putih pada Rabu (13/11/2024) mendatang.
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS, menyatakan pada hari Minggu bahwa pesan utama Biden adalah komitmennya untuk memastikan proses transisi kekuasaan berjalan damai. Selain itu, Biden juga akan membahas dengan Trump berbagai isu global, termasuk situasi di Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
"Presiden Biden akan memiliki kesempatan selama 70 hari ke depan untuk menyampaikan pendapatnya kepada Kongres dan pemerintahan yang akan datang bahwa Amerika Serikat tidak boleh meninggalkan Ukraina, bahwa meninggalkan Ukraina berarti lebih banyak ketidakstabilan di Eropa," kata Sullivan dalam acara *Face the Nation* di CBS News.
Pernyataan Sullivan datang setelah serangan besar yang dilakukan Ukraina terhadap ibu kota Moskwa pada Minggu, dengan menggunakan sedikitnya 34 pesawat tak berawak (UAV). Serangan ini merupakan yang terbesar terhadap Moskwa sejak dimulainya perang. (**)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?