Tim Donald Trump Usulkan Tiga Langkah untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Zelensky Siap Bernegosiasi
Para penasihat Presiden terpilih Donald Trump mengusulkan berbagai langkah untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina
Suarajatimpost.com - Para penasihat Presiden terpilih Donald Trump mengusulkan berbagai langkah untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Salah satu gagasan utama mereka adalah agar Ukraina menunda atau bahkan meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Donald Trump sebelumnya berjanji akan segera menyelesaikan perang Rusia-Ukraina setelah menjabat pada Januari 2025, meskipun ia belum mengungkapkan rincian strategi tersebut. Seorang mantan pejabat keamanan nasional yang terlibat dalam transisi pemerintahan menyebutkan bahwa tim Trump mengajukan tiga usulan untuk mengakhiri konflik tersebut.
Usulan pertama adalah membekukan garis depan yang ada saat ini. Selain itu, Ukraina akan menerima lebih banyak bantuan senjata dari Amerika Serikat (AS) jika setuju untuk bernegosiasi. Selanjutnya, NATO akan menunda pembahasan mengenai keanggotaan Ukraina selama 10 tahun, dan Ukraina akan menerima jaminan keamanan dari AS untuk melindungi dari ancaman serangan Rusia di masa depan. Gagasan ini disampaikan oleh Keith Kellogg dan Fred Fleitz dari tim Donald Trump.
Usulan kedua datang dari calon Wakil Presiden JD Vance, yang mengusulkan pembentukan zona demiliterisasi sepanjang garis depan, penolakan terhadap keanggotaan Ukraina di NATO, serta pengakuan terhadap wilayah yang telah dikuasai Rusia sebagai bagian dari kesepakatan damai.
Sedangkan usulan ketiga dari Richard Grenell, anggota tim Trump, adalah mendukung pembentukan wilayah otonom di Ukraina timur. Grenell berpendapat bahwa keanggotaan Ukraina di NATO tidak akan memberikan manfaat bagi AS.
Sementara itu, calon Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Sebastian Gorka, menyatakan bahwa Trump akan menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bernegosiasi dengan mengancam akan mengirimkan senjata canggih ke Ukraina. Namun, AS juga akan mempertimbangkan untuk mencabut sebagian sanksi terhadap Rusia sebagai tanda niat baik.
JD Vance, yang menentang bantuan lebih lanjut ke Ukraina, mengusulkan zona demiliterisasi yang lebih kuat untuk mencegah serangan Rusia, yang berarti Rusia akan tetap menguasai wilayah yang saat ini mereka kuasai. Richard Grenell, di sisi lain, mendukung pembentukan wilayah otonom di Ukraina timur, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi, mengakui bahwa militer Ukraina belum cukup kuat untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Namun, ia menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO tetap menjadi bagian penting dari strategi negaranya.
Donald Trump mungkin menghadapi kesulitan dalam memaksa Ukraina untuk bernegosiasi, mengingat beberapa sekutu Eropa telah menunjukkan kesiapan untuk memberikan bantuan militer lebih lanjut. Presiden AS saat ini, Joe Biden, juga berencana untuk mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina sebelum masa jabatannya berakhir.
Di sisi lain, Kremlin, yang telah menguasai Krimea sejak 2014 dan sebagian besar wilayah Donbass, tampaknya tidak terburu-buru untuk bernegosiasi. Presiden Putin tetap pada tuntutannya, termasuk agar Ukraina melepaskan aspirasi keanggotaan NATO dan menerima aneksasi empat wilayah oleh Rusia. Namun, tuntutan tersebut telah ditolak oleh Ukraina. (**)
sumber: beritasatu.comĀ
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?