Society 5.0, Unusa Dorong Peningkatan Kecepatan, Jejaring, dan Efisiensi di Era Digita Lewat iConASET
Menyoroti urgensi Society 5.0, Unusa menyelenggarakan 3rd International Conference on Applied Science, Education, and Technology (iConASET) dengan mengusung tema "Entering Society 5.0 Applied and Development".
Surabaya, SJP - Di era perkembangan teknologi yang pesat, konsep Society 5.0 semakin mengemuka sebagai solusi untuk menghadapi tantangan global, karena itu, bahasan akan konsep ini semakin relevan dalam dunia akademik dan profesional di seluruh dunia.
Sebagai informasi, Society 5.0 merupakan visi yang menggabungkan kemajuan teknologi dengan kebutuhan manusia, menjadikan teknologi bukan hanya alat, tetapi juga mitra dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya menyoroti urgensi Society 5.0 melalui penyelenggaraan 3rd International Conference on Applied Science, Education, and Technology (iConASET) yang digelar di Lantai 9 Auditorium Unusa, Rabu (11/9/2024).
Mengusung tema "Entering Society 5.0 Applied and Development," acara ini menghadirkan Wakil Presiden RI, KH. Ma'ruf Amin, serta para tokoh akademik, seperti Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) sekaligus Badan Pengelola Unusa, Prof. Mohammad Nuh, dan Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie.
Prof. Mohammad Nuh menekankan pentingnya memahami Society 5.0 dalam konteks perkembangan zaman, karena menurutnya sangat disayangkan jika Society 5.0 telah dimasuki, namun masih sedikit masyarakat yabg mengenali konsep ini.
"Era Society 5.0 ini juga membawa tantangan baru bagi masyarakat, maka penting untuk menyemai nilai-nilai kemanusiaan kepercayaan dan kebersamaan dalam menghadapi era ini, agar kualitas hidup dan kesejahteraan bisa ikut ditingkatkan," ujar Nuh.
Nuh juga menjelaskan bahwa pemahaman terhadap Society 5.0 dapat dioptimalkan melalui tiga hukum penting di era digital, hukum MUR yang menekankan kecepatan, hukum Metcalfe yang menyoroti pentingnya jejaring, dan hukum Puase yang mengutamakan efisiensi.
"Kecepatan, jejaring, dan efisiensi adalah faktor kunci yang harus dioptimalkan dalam era digital ini," sebutnya.
Ia juga berpesan bahwa memperbanyak jejaring dan menghindari konflik adalah bagian dari kesuksesan, dan itu harus dilakukan karena jejaring merupakan bagian dari kesuksesan setiap orang.
"Jangan menambah musuh, karena musuh adalah bagian dari kegagalan kita," tegas Nuh.
Selain itu, Nuh mengucapkan terima kasih kepada para ilmuwan internasional yang hadir, termasuk pembicara dari Turki, Arab Saudi, dan Malaysia, yang turut berbagi pengetahuan.
"Bangun budaya akademik ini melalui sharing experience, berbagi pengalaman dan pengetahuan dari para ilmuwan yang hadir," ucapnya.
Senada dengan Nuh, Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie, menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan wadah penting bagi para akademisi dan praktisi untuk membahas inovasi di berbagai bidang, seperti sains, teknologi, dan pendidikan.
"Tiap tahun kami mengadakan kegiatan seminar internasional, kegiatan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk mengangkat berbagai isu penting di bidang sains, teknologi, dan pendidikan," imbuhnya.
Prof. Jazidie juga menegaskan komitmen Unusa dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan melalui konferensi ini.
"Acara ini tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional," pungkasnya.
Melalui konferensi ini, Unusa berupaya menguatkan peran akademik dalam memanfaatkan era Society 5.0 untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing, dengan mengutamakan kecepatan, jejaring, dan efisiensi sebagai kunci sukses di era digital. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?