Berkreasi Bersama, 60 Mahasiswa Asia Tampilkan Karya Busana Zero Waste di PCU

Sebayak 60 mahasiswa dari 2 negara Asia itu terdiri dari 10 mahasiswa PCU dari Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK), 10 mahasiswa Unair, 10 mahasiswa UC, dan 30 mahasiswa Ngee Ann Polytechnic Singapore didampingi dua dosen.

21 Feb 2024 - 19:45
Berkreasi Bersama, 60 Mahasiswa Asia Tampilkan Karya Busana Zero Waste di PCU
Salah satu penampilan Fashion Show singkat peserta Joint Immersion Program 2024 yang memamerkan hasil karya busana zero waste (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Petra Christian University (PCU) Surabaya menggelar workshop sekaligus ajang fashion show yang mengangkat tema “Creating Sustainable, Healthy Environment”, yakni memanfaatkan barang-barang bekas menjadi desain busana yang unik juga menarik.

Gelaran tersebut masuk dalam program Joint Immersion Program 2024 yang diikuti oleh 60 mahasiswa dari 4 universitas yang berbeda di benua Asia, meliputi PCU (Petra Christian University), Unair (Universitas Airlangga) Surabaya, dan UC (Universitas Ciputra) Surabaya dari Indonesia dan Ngee Ann Polytechnic dari Singapura.

Dr. Yusita Kusumarini, S.Sn, M.Ds, selaku ketua panitia Immersion 2024 di PCU menjelaskan bahwa pembelajaran dalam program ini ditujukan untuk memberi gambaran tentang Indonesia, baik itu sejarah, geografi, lingkungan, bisnis dan perekonomian, generasi muda, masyarakat, hingga budaya. 

"Kegiatannya sangat bervariatif dengan pendekatan interaktif antar mahasiswa dari empat universitas yang berbeda, yakni melalui permainan, pertunjukan, kunjungan industri, dan dialog antar mahasiswa,” jelas Yusita di sela-sela kegiatan yang diadakan di Gedung Q Kampus PCU, Rabu (21/2/2024).

Yusita yang juga Kepala LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) PCU itu mengatakan bahwa peserta juga mendapat materi yang berhubungan dengan isu keberlanjutan agar peserta bisa berpartisipasi aktif dalam merespon Sustainable Development Goals.

"Dengan begitu, tak heran jika salah satu kegiatannya nanti ada yang membuat produk zero waste,” tambah dosen Interior Design PCU itu.

Sebayak 60 mahasiswa dari 2 negara Asia itu terdiri dari 10 mahasiswa PCU dari Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK), 10 mahasiswa Unair, 10 mahasiswa UC, dan 30 mahasiswa Ngee Ann Polytechnic Singapore didampingi dua dosen. 

Kegiatan tersebut juga akan berlanjut ke Universitas lainnya setelah melalui proses belajar di PCU selama 2 minggu, yang diisi dengan pemberian materi Creative Waste Management di lingkup bidang desain interior dan desain fesyen,

Dan kegiatan workshop dan fashion show kali ini masuk dalam pembelajaran praktik langsung yang bertemakan “Making Zero Waste Pattern Outer” yang dibawakan oleh Dibya Adipranata Hody, SE MM, selaku dosen Textile and Fashion Design (DFT) PCU.

Dibya yang merupakan Dosen DFT itu merinci, praktik kali ini akan menggunakan sisa produksi busana batik Bali pada oversized outer menggunakan pendekatan zero waste secara nyata, dengan penekanan pada perancangan pola yang efisien, khususnya dalam penggunaan bahan kombinasi katun dan lurik.

Peserta yang melakukan workshop di gedung Q1 ruang 904 ini diajak untuk membuat fabric yoyo, yaitu sisa kain yang dibuat menjadi sebuah ornamen cantik berbentuk lingkaran serupa yoyo, yang nantinya dijahit pada outer yang telah disiapkan sebelumnya. 

"Kenapa kami memilih fabric yoyo, karena kami paham tidak semua sudah bisa menjahit, jadi kami bikin simpel dimana outer zeeo waste-nya kami siapkan, dan para peserta tinggal menghias outer secara lebih fun (menyenangkan)," ungkap Dibya.

“Mahasiswa yang berbeda program studi itu diajak fokus membuat bahan yang praktis, namun tetap memikat secara visual. Ini mencerminkan bahwa kita bisa mulai dari hal sederhana, yang terpenting kita ikut secara aktif dan berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil,” tambahnya.

Adapun Ria Nasuha, salah satu mahasiswa dari Ngee Ann Polytechnic Singapura yang mengikuti program ini mengungkapkan, kegiatan ini sangat menantang sisi kreatifitasnya.

"Yang paling rumit adalah saat membuat yoyo fabric sendiri, karena kami memerlukan skill dan latihan agar selain terlihat bagus, juga bisa menempel di kain dan tidak midah jatuh," ujarnya.

Ria menceritakan bahwa dirinya memerlukan waktu 2 jam lebih untuk menyelesaikan desainnya, meski cukup melelahkan, ia merasa dari kegiatan ini ada nilai bagus uang bisa diambil, utamanya untuk memanfaatkan barang bekas menjadi busana fesyen.

"Dari sini juga saya ingin menunjukkan ke teman-teman dan keluarga bahwa saya telah mendapatkan ilmu untuk membuat desain busana yang bermanfaat bagi lingkungan," tandasnya.

Tak kalah istimewa, desain para mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia yang apik dan original karya mereka sendiri ini juga dipamerkan langsung dalam gelaran fashion show singkat di selasar gedung Q lantai 3 Kampus PCU yang juga sebagai penutupan acara Immersion di kampus PCU, untuk kemudian dilanjutkan ke kampus lainnya.

Bahkan Wakil Rekor Bidang Akademik PCU yakni Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc., dan Dwi Setiawan, Ph.D., (Dekan FHIK PCU) beserta 2 dosen dari Ngee Ann Polytechnic Singapura yakni Amy Ooi, Ph.D., (Deputy Director, Office of Immersion & Careers) dan Ivan Siew (Senior Executive, Office of Immersion & Careers) juga ikut tampil dan memeriahkan Fashion Show tersebut. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow