Situs Megalitikum Jadi Destinasi Wisata Favorit Terbaru di Jember
Giat wisata Jelajah Purba merupakan situs-situs megalitikum di wilayah Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk dan Desa Kamal, Kecamatan Arjasa dan kini sebagai pilot project pengembangan Kawasan Wisata budaya Terintegrasi Argopuro-Raung.
Kabupaten Jember, SJP- Sejumlah lokasi situs megalitikum di dua wilayah kecamatan di Jember jadi jujugan puluhan wisatawan lokal yang ikut kegiatan Jelajah Purba.
Sejumlah pelaku wisata dan Pemkab Jember melakukan inisiasi kegiatan sarat manfaat ini..
Giat wisata Jelajah Purba ini adalah situs-situs megalitikum di wilayah Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk dan Desa Kamal, Kecamatan Arjasa.
Kegiatan ini merupakan pilot project dari mengembangkan Kawasan Wisata budaya Terintegrasi Argopuro-Raung.
Para pelaku wisata yang ikut dalam giat ini diantaranya adalah DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jember bersama Pokdarwis Kamal Arjasa dan Pokdarwis Panduman Jelbuk, didukung juga oleh Pemkab Jember melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Kominfo dan Dinas Perhubungan.
Didukung juga oleh DPC ASITA Jember, BPC PHRI Jember, Despar Politeknik Negeri Jember, dan juga perwakilan pengusaha perhotelan di wilayah kabupaten setempat.
"Adanya giat wisata ini, kita sedang bikin pilot project, yang akan kita tunjukkan ke masyarakat, bahwa integrasi desa-desa itu bisa membangun kawasan wisata yang lebih besar. Arahnya adalah kami sedang menyiapkan pengembangan kawasan wisata budaya yang terintegrasi Argopuro-Raung. Jadi kita akan kembangkan pariwisata dari (Kecamatan) Sumberbaru sampai di Sumberjambe," kata Ketua DPC HPI Jember Hasti Utami saat dikonfirmasi di sela kegiatan, Senin (11/12/2023)
Untuk even pilot project yang dilakukan itu, kata Hasti, titik awal atau garis start di Gedung Serbaguna Kaliwates, Jember.
Para peserta giat Wisata Jelajah Purba ini melakukan konvoi menggunakan motor menuju lokasi situs - situs Megalitikum.
"Kemudian lewat (Kelurahan) Mangli ke dalam, Kecamatan Patrang, lanjut Kecamatan Arjasa, masuk ke Desa Panduman (Kecamatan Jelbuk). Di sana Pos Pertama di Cafe Purba yang di sana ada penjelasan singkat soal situs megalitikum yang ada di wilayah Utara Jembwr, lalu kita naik ke Desa Sumbercandik, lalu kita turun ke Situs Calok, terakhir kita ke Situs Duplang, dua situs itu ada di Desa Kamal," jelasnya.
Untuk Situs Megalitikum atau lokasi bersejarah zaman pra sejarah itu, Hasti menjelaskan, banyak diketahui di dua kecamatan itu.
Dengan adanya even atau pilot project ini, diharapkan banyak lokasi-lokasi wisata pra sejarah yang layak dikunjungi.
"Sehingga lewat pilot project ini, kita bermaksud untuk mengembangkan. Karena sementara ini, belum ada perhatian. Makanya dengan adanya hal ini, harapannya kita akan menyatukan potensi yang dimiliki Desa Panduman dan Desa Kamal. Menjadi satu kesatuan potensi yang akan menjadi trip yang sangat menyenangkan," ungkapnya.
Lebih jauh Hasti menyampaikan, terkait lokasi wisata pra sejarah dengan melintasi situs megalitikum di Jember. Katanya, tidak hanya ada di dua wilayah Kecamatan Jelbuk dan Arjasa.
"Tapi kita juga melaunching Jember Megalitikum Track. Karena di Jember itu ada 5 titik lokasi situs megalitikum. Nah konsep Jember Megalitikum Track ini yang nanti akan menjadi panduan masyarakat yang ingin berwisata megalitikum (pra sejarah)," ujarnya.
"Jadi di rute-rute itu tidak hanya ada situs megalitikum. Tapi ada air terjun, sumbermata air, wisata alam, kuliner, kesenian dan sebagainya. Diantaranya ada di Kecamatan Sumberbaru, Rambipuji, Arjasa, Mayang, Jelbuk, Sumberjambe, dan Sukowono," bebernya.
Bagi masyarakat yang akan menjelajahi lokasi wisata megalitikum itu, nantinya akan diarahkan untuk melakukan scan barcode yang tersedia dan akan selalu diperbaharui informasinya.
Ada beberapa dinas terkait yang akan mempublikasikan informasi lokasi wisata megalitikum itu.
"Jadi scan barcodenya itu akan ada banyak wisata di sekitar megalitikum yang kita perkenalkan. Mereka (para wisatawan) akan datang ke tempat-tempat itu. Kita sudah siapkan shelternya (lokasi jujugan wisata) di barcode itu semua. Bisa sewa pemandu wisata, bisa beli paket wisata, bisa pesan paket kuliner, pesan kesenian show (penampilan seni) kepada seniman-seniman lokal," jelasnya.
"Untuk paket wisata itu tidak jadi satu kesatuan, tapi dibagi menjadi beberapa paket wisata. Karena kalau jadi satu membutuhkan waktu berhari-hari dan lama. Jadi nanti akan dilakukan penyesuaian sesuai keinginan wisatawan," imbuhnya.
Sementara itu untuk mengakses informasi soal paket wisata ke lokasi wisata megalitikum jujugan yang diinginkan.
"Cukup lewat barcode itu, akan disosialisasikan oleh Diskominfo dan Disparbud Jember. Bisa juga nanti diakses infonya di medsosnya DPC HPI Jember, Dispar, atau Diskominfo Jember," tuturnya.
Diketahui dari wisata Jelajah Purba yang dilakukan, para peserta yang ikut tidak hanya mendapat penjelasan dan khazanah informasi soal situs megalitikum pra sejarah di Jember.
Para peserta wisatawan lokal itu, juga menonton kesenian khas Jember seperti tarian Ta' buta'an, Can Macanan Kaduk, dan menikmati kuliner khas wilayah setempat seperti sayur kolpoh, lalapan beh sarap, junggulan, perkedel pohong, bideng pokak, sambel pao, sambel pokak jukok teri, dan dadar jagung yang merupakan kuliner khas daerah pedesaan.
Menanggapi pilot project lewat even wisata Jelajah Purba ini, Kepala Disparbud Jember Bambang Rudianto harapkan dapat jadi pengembangan potensi wisata di Jember.
Rudi akui saat ini minat wisatawan untuk datang ke Jember meningkat.
"Even ini nantinya, diharapkan dapat menjadi salah satu magnet wisata Jember, yang kita harapkan bisa mendongkrak (minat) wisatawan. Dalam 3 bulan terakhir, ada kenaikan yang cukup signifikan. Kita bandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, ada kenaikan kurang lebih 20-30 persen," kata Rudi saat dikonfirmasi terpisah.
Dari adanya peningkatan wisatawan yang datang ke Jember, lanjutnya, menjadi harapan bahwa potensi wisata di Jember saat ini mulai dilirik untuk dinilai memiliki daya tarik tersendiri.
"Harapannya wisata Jember semakin berkembang. Bahkan nanti ke depan, tidak menutup kemungkinan, kita lakukan sinergi dengan kabupaten tetangga yang ada di wilayah tapal kuda, dan juga tentunya di level Provinsi Jatim, nasional dan juga global," ucapnya.
"Karena perlu diketahui, kita juga punya beberapa even yang skalanya internasional, diantaranya itu JFC (Jember Fashion Carnival), JKCI (Jember Kota Cerutu Indonesia), dan lain-lain," imbuhnya.(*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?