Situationship, Mengapa Perpisahan Ini Lebih Menyakitkan dari Hubungan Pacaran?

Suarajatimpost.com - Situationship, istilah yang semakin populer, merujuk pada hubungan yang tidak melibatkan komitmen atau rencana jangka panjang.

Meskipun seringkali hanya untuk bersenang-senang, banyak orang yang menjalani situationship merasa perpisahan darinya jauh lebih menyakitkan dibandingkan hubungan pacaran yang lebih formal.

Salah satu alasan utama adalah karena situationship biasanya berakhir dengan tiba-tiba. Berbeda dengan hubungan yang memiliki komitmen, situasi ini tidak mengikuti prinsip-prinsip tertentu dan sering kali diwarnai oleh ketidakpastian.

Hubungan yang tidak terdefinisi ini dapat membuat seseorang merasa bingung dan bahkan malu setelah perpisahan. Karena mereka tidak memiliki hak untuk meminta penjelasan atau closure.

Situationship sering kali tidak dipublikasikan dan dirahasiakan, yang dapat membuat individu merasa terisolasi ketika hubungan tersebut berakhir.

Kesedihan dan kekecewaan menjadi pengalaman pribadi yang sulit untuk dibagikan kepada keluarga atau teman. Bahkan jika mereka mencoba untuk berbagi, rasa takut akan penilaian sering kali menghalangi mereka untuk meluapkan emosi.

Tanpa komitmen yang jelas, orang-orang dalam situationship cenderung tidak terbuka satu sama lain. Hal ini dapat menyebabkan proyeksi idealis terhadap pasangan, menjadikan hubungan ini terasa tidak lengkap.

Ketidakpahaman satu sama lain pun menjadi faktor yang menambah beratnya perpisahan. Karena banyak pertanyaan yang tetap tidak terjawab setelah hubungan berakhir.

Akhirnya, tanpa adanya proses komitmen yang memadai, individu dalam situationship sering kali menyimpan emosi mereka sendiri, menjadikan proses penyembuhan terasa lebih sulit.

Situationship mungkin terlihat ringan, namun dampak emosionalnya dapat jauh lebih dalam dibandingkan dengan hubungan yang lebih formal. (**)

sumber: cxomedia.id

Editor: Ali Wafa