Ratusan Sapi di Mojokerto Terjangkit PMK, Pemkab Tak Bisa Vaksinasi, Nasib Peternak Kian Perih

Saat ini Disperta Kabupaten Mojokerto belum bisa melakukan vaksinasi PMK terhadap hewan ternak. Sebab, stok vaksin yang disimpan sudah kadaluwarsa.

02 Jan 2025 - 21:11
Ratusan Sapi di Mojokerto Terjangkit PMK, Pemkab Tak Bisa Vaksinasi, Nasib Peternak Kian Perih
Sapi di Mojokerto mati akibat PMK. (Syaiful/SJP)

MOJOKERTO, SJP - Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto mencatat, kasus sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah tembus 241 kasus. 

Data itu terhitung sejak screening yang dilakukan sejak tanggal 2 hingga tanggal 29 Desember 2024.

Dari angka 241 ekor yang terjangkit wabah, 13 ekor mati, 9 ekor potong paksa dan 219 masih terjangkit PMK dan dilakukan pengobatan. 

Penyebaran PMK di Kabupaten Mojokerto berasa di 15 kecamatan. Hanya tiga kecamatan yang tidak ada laporan kasus PMK, yakni Kecamatan Sooko, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Ngoro. 

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Disperta Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah mengungkapkan, penyebaran virus PMK bisa melalui udara dan benda yang terkontaminasi. 

Terlebih, Mojokerto dalam beberapa hari terakhir mengalami cuaca ekstrem. Menurutnya hal itu berdampak pada kesehatan hewan ternak. 

"Cuaca ekstrem menyebabkan hewan mudah stres dan daya tahan tubuh menurun. Secara otomatis kalau daya tahan tubuh menurun mudah terserang penyakit. Apalagi hujan terus menerus, matahari kurang, sehingga kuman lebih cepat menyebar,” kata Tutik, Kamis (2/12/2024). 

Dia menyebut, Disperta Kabupaten Mojokerto sudah melakukan berbagai upaya dalam menekan penyebaran PMK. Mulai dari pengobatan hingga antisipasi penyebaran. 

Kendati demikian, menurut dia, upaya tekan penyebaran PMK juga harus dilakukan oleh peternak sendiri, salah satunya menjaga kebersihan kandang dan pemberian makanan yang baik. 

Diakui Tutik, saat ini Disperta belum bisa melakukan vaksinasi PMK terhadap hewan ternak. Sebab, stok vaksin yang disimpan sudah kadaluwarsa. 

Vaksinasi hewan terhadap penyakit PMK di Kabupaten Mojokerto sudah digencarkan sejak tahun 2022 lalulalu sejak awal PMK masuk. 

Pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian untuk mendapatkan jatah vaksin, karena vaksin lama sudah tidak bisa digunakan. 

"Sebenarnya stok ada tapi sudah kadaluwarsa, kita menunggu alokasi dari Kementerian," tandasnya.

Sementara, Nurul (49) peternak sapi asal Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto mengaku was-was adanya wabah PMK yang membuatnya kian perih. 

"Was-was dan khawatir, kemarin sudah hilang eh kok datang lagi wabahnya," terang peternak yang memiliki dua ekor sapi di kandang belakang rumahnya ini. 

Ia berharap wabah cepat berlalu, agar petani tidak merugi. Nurul juga lebih intens dalam menjaga kebersihan kandangnya. 

"Ya semoga cepat selesai kasian peternak kalau sampai merugi, harapannya hanya itu," tutupnya. (*) 

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow