Luka Kronis dan Penanganannya: Simak Penjelasan Dosen Keperawatan UKWMS

Luka kronis memiliki cara penanganan yang berbeda dengan luka lain, perlu adanya campur tangan tenaga medis karena sebelum dilakukan perawatan dini juga harus dilakukan pengkajian luka terlebih dahulu.

15 May 2024 - 19:00
Luka Kronis dan Penanganannya: Simak Penjelasan Dosen Keperawatan UKWMS
Workshop Cara Perawatan Dini Luka Akut dan Luka Kronis serta Penanggulangan Menghadapi Komplikasi Luka Kronis dalam Gelar Karya 2024 UKWMS (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Luka adalah bagian dari kehidupan yang pernah dialami oleh hampir setiap orang, mulai dari luka gores kecil akibat terjatuh hingga luka yang lebih serius yang tidak kunjung sembuh dan sering timbul kembali (rekuren).

Luka dengan jangka waktu penyembuhan yang lama itu disebut dengan luka kronis, luka ini memiliki cara perawatan yang berbeda dengan luka lain dan tidak jarang penderita luka kronis melakukan kesalahan dalam penanganannya.

Menyikapi hal ini, 2 Dosen Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Ermalynda Sukmawati, S.Kep.,Ns.M.Kep CBWC dan Steven Aldo Marcello, S.Kep., Ns., M.Kep. mengadakan workshop mengenai jenis luka dan cara perawatannya.

Workshop dengan tajuk 'Cara Perawatan Dini Luka Akut dan Luka Kronis serta Penanggulangan Menghadapi Komplikasi Luka Kronis' ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Gelar Karya 2024 UKWMS.

Ermalynda Sukmawati menjelaskan, luka akut merupakan luka yang perlu untuk segera di rawat dan waktu penyembuhannya sesuai.

Sedangkan luka kronis merupakan luka yang tidak kunjung sembuh hingga waktu 2 minggu dan perlu dilakukan pengkajian sebelum dilakukan perawatan.

"Pengkajian tersebut meliputi ukuran luka, penyebab, lokasi luka, dan ada atau tidaknya rasa nyeri pada luka tersebut," terang Ermalynda, Rabu (15/5).

Luka kronis sendiri dapat terjadi pada seseorang akibat masalah multifaktor dari penderita, di antaranya infeksi, sirkulasi darah yang buruk, atau kondisi medis yang dimiliki oleh pasien, seperti diabetes atau Cardiovascular (jantung).

Ermalynda juga menjelaskan bahwa ciri dari bentuk luka kronis ada 2, pertama dengan luka dengan kulit warna hitam dan sedikit kemerahan atau biasa disebut dengan borok dan yang kedua ialah berwarna kuning kehijauan.

"Kalau warnanya hitam berarti luka sudah mengalami nekrosis yang mana sel atau jaringan tubuhnya sudah mati, maka perlu diberikan dressing (balutan) yang tepat," terang Ermalynda.

"Jika warnanya kuning kehijauan, berarti luka mengalami infeksi dan perlu dilakukan pembersihan terlebih dahulu sampai infeksi hilang, lalu diberi balutan sesuai anti microbannya, jadi diberikan antimicroba dahulu baru diberi kasa lembab dan kasa kering," imbuhnya.

Dirinya juga memaparkan bawa suhu tubuh penderita luka kronis meningkat di angka 37 derajat, dan jika luka itu dibiarkan maka berpotensi mempengaruhi seluruh tubuh dan menimbulkan kerusakan di organ lain atau komplikasi.

"Terlebih jika pasien tersebut memiliki penyakit diabetes atau penyakit jantung, pembiaran luka kronis dapat mempercepat proses menuju kematian," tegas Ermalynda.

Sementara itu, Steven Aldo Marcello menambahkan, perawatan luka kronis perlu adanya pendampingan dari tenaga atau ahli medis, tidak seperti luka biasa yang bida dilakukan secara mandiri atau cukup dengan bantuan keluarga.

"Perlu ada yang memantau, karena pengkajiannya tidak boleh sembarang, ditakutkan jika terjadi infeksi, komplikasi, atau adanya penyakit lain seperti diabetes dan jantung yang perlu bekerja sama dengan ahli penyakit masing-masing," terang Aldo.

Ia juga memaparkan bahwa pasien luka kronis juga memerlukan kontrol, dimana jangka waktunya menyesuaikan besar-kecil atau kasus dari luka kronis tersebut, namun untuk kontrol penyakit dalam seperti diabetes perlu adanya kontrol 1 bulan sekali untuk mengecek gula darah.

"Khususnya untuk memantau diet 3J yaitu jumlah, jadwal dan jenis yang oerlu dikolaborasikan dengan ahli gizi," ucap Aldo.

"Terakhir kita juga harus memberikan edukasi tentang luka kronis yang perlu dijelaskan kepada keluaraga maupun pasien, selain meberikan support psikologi juga agar pasien termotivasi untuk sembuh," pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow