Kunjungi Ponpes Nurul Jadid, Yayasan Hakka Malang Apresiasi Santri Fasih Berbahasa Mandarin

Dengan adanya penghargaan dari Yayasan Sosial Hakka Malang, diharapkan Ponpes Nurul Jadid dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang memberikan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan saling menghormati antar sesama

29 Apr 2024 - 06:00
Kunjungi Ponpes Nurul Jadid, Yayasan Hakka Malang Apresiasi Santri Fasih Berbahasa Mandarin
Ketua Pembina Yayasan Hakka Malang, Widodo Laksono dan Kepala Pesantren KH Abdul Hamid Wahid (Dok. Nurul Jadid/SJP)

Probolinggo, SJP - Nilai toleransi yang dilakukan selama ini oleh satu Pondok Pesantren (Ponpes) terbesar di Probolinggo, Jawa Timur yaitu Ponpes Nurul Jadid, Paiton mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.

Salah satunya Yayasan Sosial Hakka Malang, yang memberikan penghargaan kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo. 

Upaya itu sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai toleransi yang dijunjung tinggi oleh pesantren tersebut. 

Penghargaan ini diberikan dalam rangka kunjungan sejumlah pengurus Yayasan Hakka Malang untuk berbagi kebahagiaan dengan para santri dan santriwati Ponpes Nurul Jadid.

Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Pembina Yayasan Hakka Malang, Widodo Laksono, disambut dengan hangat oleh beberapa pengasuh Ponpes Nurul Jadid, antara lain Kepala Pesantren KH Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Tahiruddin, serta pimpinan satuan kerja dan satuan pendidikan Minggu, (29/04).

Kiai Hamid, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Ponpes Nurul Jadid selalu terbuka untuk belajar dan berbagi pengetahuan, terutama dengan Yayasan Sosial Hakka Malang. 

“Semoga bagi pesantren kita bisa saling belajar, saling menimba ilmu, wawasan dan pengalaman. Saya yakin bapak ibu telah makan asam garam kehidupan di profesinya masing-masing,” ungkap Kiai Hamid Senin, (29/04).

Kiai Hamid juga menjelaskan pola kegiatan yang dilakukan oleh santri di Ponpes Nurul Jadid, mulai dari kegiatan tidur yang diibaratkan seperti berkemah setiap hari hingga kurikulum integrasi antara pesantren dan sekolah. 

Ia berharap bahwa kunjungan ini bukanlah yang pertama dan terakhir, dan bahwa hubungan kerjasama dan silaturahmi antara kedua lembaga ini dapat terus berlangsung dan berkembang di masa depan.

Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Hakka Malang, Widodo Laksono mengaku terkesan dengan kepiawaian santri dalam berbahasa Mandarin secara langsung, dan menyatakan kegembiraannya atas kemampuan santri dalam berbahasa tersebut.

Widodo juga menyoroti pentingnya Bahasa Mandarin yang seringkali diabaikan oleh generasi muda saat ini. 

“Saya senang santri bisa berbahasa Mandarin,” ujar Widodo.

Ia menyebutkan bahwa ketika seseorang berbahasa Mandarin, seringkali dianggap aneh atau di-"China-Chinakan", berbeda dengan penggunaan Bahasa Inggris yang dianggap biasa. 

Widodo berharap pertemuan ini dapat menjadi awal dari kerjasama yang berkelanjutan antara Yayasan Hakka Malang dan Ponpes Nurul Jadid.

Dengan adanya penghargaan dari Yayasan Sosial Hakka Malang, diharapkan Ponpes Nurul Jadid dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang memberikan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan saling menghormati antar sesama. 

Kerjasama antara kedua lembaga ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan pendidikan dan pembinaan generasi muda di Indonesia.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow