Konvergensi Penurunan Stunting di Bondowoso, Terbaik Ketujuh se Jawa Timur

Pada penilaian kinerja stunting kabupaten tahun 2023, Kabupaten Bondowoso menempati peringkat ke 7 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan Nilai 100,7 persen.

14 Mar 2024 - 10:30
Konvergensi Penurunan Stunting di Bondowoso, Terbaik Ketujuh se Jawa Timur
Anisatul Hamidah, Kepala Dinsos P3AKB Kabupaten Bondowoso saat memaparkan rencana tindak lanjut penurunan stunting di pendopo Raden Bagus Asra dalam acara Rembuk Stunting (Foto: Rizqi/SJP)

Kabupaten Bondowoso, SJP - Percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Bondowoso terus digenjot melalui berbagai program yang melibatkan berbagai stakeholder.

Upaya tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan aksi konvergensi dalam penurunan stunting, dimana pada penilaian kinerja stunting kabupaten tahun 2023, Kabupaten Bondowoso menempati peringkat ke 7 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan Nilai 100,7 persen. 

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), Anisatul Hamidah, dalam acara Rembuk Stunting di Pendopo Raden Bagus Asra, pada Kamis (15/3/2024).

"Terima kasih kepada BP4D yang telah mengawal semua upaya konvergensi stunting bersama seluruh stakeholder, PKK, camat dan kepala desa yang telah sinergis menekan angka stunting di Bondowoso," katanya menyampaikan laporannya di hadapan Pj Sekda dan Forkopimda.

Demikian juga dengan penerapan RAN PASTI yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso. Kata Anisatul Hamidah, pelaksanaannya diawali dengan penyediaan data keluarga berisiko stunting.

"Kami melakukan verifikasi dan validasi data dengan pemuktahiran data pendataan keluarga tahun 2021 dengan kondisi saat Ini. Data keluarga berisiko stunting hasil verval tahun 2023 sebanyak 60.902 KK dari 266.445 KK," ungkapnya.

Disamping itu, lanjutnya, tim pendamping keluarga yang terdiri dari tenaga kesehatan, Kader KB dan Kader PKK, sebanyak 1791 orang, juga melakukan pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, baduta dan balita. 

"Dari hasil pendampingan ini akan didapatkan sasaran yang berisiko stunting. Data hasil Verval keluarga berisiko stunting dan Hasil pendampingan akan dibahas dalam Mini Lokakarya Kecamatan bersama TPPS Desa Dan TPPS Kecamatan Untuk mencari akar masalahnya," terang wanita yang juga menjabat sebagai Plt Dinas Pendidikan ini.

Selanjutnya, pihaknya akan menentukan rencana tindak lanjut dalam percepatan penurunan stunting di wilayah. Kemudian dilanjutkan dengan audit kasus stunting di kabupaten, untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis survey rutin dan sumber data lainnya.

"Melalui audit kasus stunting akan menghasilkan rekomendasi tim pakar, tim teknis dan TPPS yang dituangkan dalam rencana kerja tindak lanjut (RKTL) untuk percepatan penurunan stunting," terangnya.

Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto yang diwakili oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Haeriyah Yuliati, membuka langsung Rembuk Stunting di Pendopo Raden Bagus Asra.

"Kami sangat apresiasi kinerja semua pihak yang membuat Bondowoso menempati peringkat ketujuh dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur. Ini sebuah kinerja yang baik dan harus ditingkatkan, agar angka prevalensi stunting Bondowoso bisa terus menurun," ucapnya.

Seperti diketahui, Rembuk Stunting tersebut dihadiri oleh Pj Sekda Bondowoso, Forkopimda, Kepala OPD, Kepala Puskesmas, duta stunting, BKKBN Provinsi dan para camat se Kabupaten Bondowoso. (ADV)

Editor: Tri Sukma 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow