Kasus HIV-AIDS Jember Nomor Tiga di Jawa Timur, Ada Pasien Umur 15 Tahun
Pada tahun 2024, Dinkes mencatat penambahan sekitar 600 kasus baru. Data ini bukan untuk dibanggakan, melainkan bentuk kerja keras tim kesehatan.
JEMBER, SJP – Sangat miris, Kabupaten Jember menempati posisi ketiga kasus HIV-AIDS terbanyak di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Sidoarjo. Jumlah ODHA di Jember mencapai 8.000 orang.
“Jumlah tersebut merupakan data kumulatif sejak tahun 2002, tetapi memang setiap tahunnya terus meningkat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jember, Hendro Soelistijono, Selasa (17/12/2024).
Dari data ini mencerminkan adanya peningkatan kasus yang signifikan. Hendro menyatakan, upaya deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran yang lebih luas di masyarakat.
“Kalau tidak segera ditemukan, ini ibarat fenomena gunung es. Apa yang terlihat hanya sedikit, padahal jumlah di bawahnya lebih banyak,” tegas Hendro.
Dinkes Jember mencatat pasien termuda yang terinfeksi HIV berusia 15 tahun. Menurut Hendro, penanganan cepat sangat diperlukan untuk memutus rantai penyebaran virus.
“Ini bukan hal mudah. Kami bersama tim berupaya menemukan pasien dan memberikan pengobatan agar penularan bisa dikendalikan,” tambahnya.
Meski demikian, Hendro tidak merinci wilayah-wilayah dengan kasus tertinggi. Dia menegaskan bahwa HIV-AIDS telah menyebar di seluruh Kabupaten Jember.
Pada tahun 2024, Dinkes mencatat penambahan sekitar 600 kasus baru. Hendro menegaskan, data ini bukan untuk dibanggakan, melainkan bentuk kerja keras tim kesehatan.
“Banyaknya kasus menunjukkan bahwa upaya menemukan ODHA dilakukan secara serius. Ini langkah penting agar penyebaran bisa ditekan,” jelas Hendro.
Di sisi lain, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jember, Rita Wahyuningsih, turut memaparkan data usia pasien HIV-AIDS di Jember.
“Pasien termuda yang ditemukan berusia 15 tahun. Namun, kebanyakan ODHA berada pada rentang usia 25-40 tahun,” ujar Rita.
Rita menambahkan, pihaknya tidak melakukan skrining aktif di kalangan pelajar.
“Kami lebih fokus pada sosialisasi dan edukasi sebagai upaya pencegahan,” pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?