Banjir Mulai Melanda Bojonegoro
Luapan air itu berasal dari kali (sungai) kening yang tidak mampu lagi menampung debit air yang terus bertambah akibat guyuran hujan beberapa hari terakhir.
BOJONEGORO, SJP - Banjir mulai merangsek ke pemukiman warga di Kabupaten Bojonegoro. Pantauan di lokasi nampak 8 rumah di Desa Sumberjo Kecamatan Trucuk sudah dikepung air setinggi lutut orang dewasa.
Luapan air itu berasal dari kali (sungai) kening yang tidak mampu lagi menampung debit air yang terus bertambah akibat guyuran hujan beberapa hari terakhir.
Sugeng, salah seorang warga RT 3 RW 1 Desa Sumberjo yang tinggal di dekat bantaran kali Kening mengatakan, jika banjir tersebut rutin datang tiap tahun saat musim penghujan tiba.
"Tiap tahun (banjir) terjadi saat musim hujan," katanya, Senin (16/12/2024).
Jika sudah terjadi banjir, rutinitas warga pun terganggu. Sebab akses jalan sehari-hari tertutup air dan tidak dapat dilalui, terlebih jalan yang posisinya berdekatan dengan kali kening, arus air yang menggenangi sangat deras.
"Jalan yang dekat kali kening gak bisa dilewati kendaraan, arusnya deras," lanjut Sugeng.
Sementara itu, sesuai dengan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, wilayah Kecamatan Trucuk masuk kategori rawan terdampak luapan air sungai Bengawan Solo bersama 14 kecamatan lainya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengungkapkan, sebanyak 15 kecamatan yang tergolong rawan terdampak banjir luapan sungai Bengawan Solo. Empat di antaranya masuk kategori potensi tinggi hingga paling tinggi.
"Kecamatan Trucuk kategori potensi tinggi, dan tiga lagi, yakni Kecamatan Malo, Kalitidu, serta Kanor kategori paling tinggi," kata Ani, sapaan akrabnya.
Pihaknya juga sudah melakukan monitoring terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak banjir tersebut guna menentukan jalur evakuasi hingga titik kumpul jika terjadi banjir.
"Sudah kami monitoring untuk menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul jika terjadi bencana," beber Kalaksa BPBD Kabupaten Bojonegoro.
Meski begitu, BPBD Kabupaten Bojonegoro meminta warga tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo.
"Kami terus memantau perkembangan tinggi muka air Bengawan Solo," tegas Ani.
Terpisah, Kepala Sub Divisi Operasional Sumber Daya Air, Bengawan Solo II, Perum Jasa Tirta I, Agung Wicaksono mengatakan, kondisi permukaan air sungai Bengawan Solo saat ini mengalami tren naik, namun masih tergolong stabil.
"Kondisi Bengawan Solo saat ini masih stabil, tinggi muka air 14,9 meter," papar Agung Wicaksono.
Tinggi muka air Bengawan Solo tersebut (14,9 m) belum tergolong kategori siaga, sebab sesuai dengan klasifikasi pihak Perum Jasa Tirta I, kategori siaga ada tiga tingkatan. Yang pertama yakni siaga hijau, tinggi muka air pada 15,21 meter, siaga kuning 16,21 meter, dan siaga merah di 17,21 meter.
"Elevasi 14,9 meter saat ini masih dibawah siaga hijau, normal," pungkasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?