Karena DBD, Supeno Ditinggal 2 Anggota Keluarganya

Kondisi tempat korban meninggal dunia akibat kasus DBD diketahui memiliki prosentase 71 persen angka jentiknya. Bahkan dalam kondisi tersebut terdapat warga yang menolak untuk membawa keluarga yang sedang sakit untuk mendapatkan perawatan intensif hingga harus Dinkes dan pemerintah tingkat kecamatan yang memberikan bujukan secara persuasif.

06 Mar 2024 - 11:30
Karena DBD, Supeno Ditinggal 2 Anggota Keluarganya
Ilustrasi meninggal dunia akibat DBD (Tiwandasella/SJP)

Kota Batu, SJP - Supeno warga Desa Punten Kecamatan Bumiaji harus ikhlas setelah ditinggalkan oleh Mujiati istrinya dan Andik Setiawan anak sulungnya menuju sang Khaliq karena kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Hanya berselang waktu tiga hari, istri saya meninggal karena DBD disertai komorbid diabetes mellitus. Sedangkan anak sulung kami meninggal murni karena positif DBD," kenangnya pada Rabu (6/3/2024).

Supeno menceritakan Andik yang sebelumnya sudah terkena DBD tengah menjalani perawatan di rumah sakit Kalimantan, namun ketika mendengar sang ibu (Mujiati.red) sakit maka anak sulungnya meminta pulang paksa untuk menjenguk keadaan keluarga.

Ayah dua anak itu menduga Andik terkena DBD saat pulang ke Kota Batu karena sebelum dia dirawat di RS di Kalimantan, anaknya juga sempat menjenguk ibunya yang sakit dan setibanya di Kalimantan, dia harus masuk RS. 

"Lalu saat menjalani perawatan dia memilih kembali ke Batu untuk menemani ibunya. Mungkin saat balik lagi ke Kota Batu ini anak kami sedang berada di fase kritis," tuturnya. 

Lebih lanjut, Supeno juga mengakundi dalam keluarganya yang jatuh sakit pertama kali adalah dirinya kemudian disusul istri dan anaknya. Sedangkan di lingkungannya, bukan hanya keluarga Supeno saja yang sakit namun juga ada beberapa warga lain yang terjangkit DBD.

Dengan kondisi tersebut, bahkan terdapat warga yang menolak untuk dibawa ke rumah sakit dari bujukan pemerintah desa. Sampai harus Dinas Kesehatan dan Kecamatan Bumiaji datang ke rumah warga yang menolak untuk membujuk secara persuasif hingga akhirnya warga tersebut secara sadar bersedia diobati.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu Susan Indahwati menambahkan dikawasan tersebut terus dilakukan beberapa penanganan secara rutin dalam pekan ini.

"Selain rutin menerjunkan tim jumantik, juga dilaksanakan gerakan massal satu kota melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ditambah kami (Dinkes.red) juga melaksanakan fogging di sekitar tempat tinggal korban meninggal dunia kasus DBD," pungkasnya. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow