Hari AIDS Sedunia di Bondowoso, Jadi Ajang Kampanye Pencegahan HIV/AIDS
Mereka berkeliling Alun-alun Bondowoso dengan membawa banner, bertuliskan kalimat edukasi untuk mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS yang sampai saat ini tercatat mencapai 1.052 kasus di Bondowoso.
Kabupaten Bondowoso, SJP – Peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, menjadi ajang sosialiasi dan kampanye positif dalam mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bondowoso.
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat bersama puluhan orang yang tergabung dalam berbagai organisasi dan komunitas, secara masif mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS, dalam acara Car Free Day di Alun-alun Bondowoso, Ahad (3/12/2023).
“Kami Dinkes (PJ Program HIV bersama Promkes) bersama Pokja TB HIV kabupaten, Yapikma, PS Mahameru, Yabhisa, Penjangkau, Kader HIV, serta komunitas, terus mensosialisasikan bagaimana mencegah HIV/AIDS kepada masyarakat,” kata Plt Kepala Dinkes, melalui, Goek Fitri Purwandari, Sub Kord P2PM, Ahad (3/12/2023).
Mereka berkeliling Alun-alun Bondowoso dengan membawa banner, bertuliskan kalimat edukasi untuk mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS yang sampai saat ini tercatat mencapai 1.052 kasus di Bondowoso.
“Kami orasi keliling Alun-alun sambil membagikan leaflet, bunga dan wafer kepada anak-anak, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit HIV, mulai dari penyebab, penanggulangan, cara mencegah dan mengurangi diskriminasi kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bondowoso,” tambanya.
Ada pesan menarik dalam kegiatan tersebut, yakni agar masyarakat memahami bahwa penyakit ini bisa dicegar penularannya dan memberikan hak yang sama kepada penderita HIV dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat.
“Ada cara mencegah dan cara agar terhindar dari penyakit tersebut. Sedangkan yang telah terjangkit bisa disembuhkan (tidak berkembang virusnya) dengan minum ARV tepat waktu, sehingga, virus yang ada dalam tubuhnya tidak berkembang biak, untuk bisa tersupresi melalui pemeriksaan VL (viral load) 1 tahun sekali,” pesannya.
Oleh karena itu, perlu dukungan semua pihak, baik pemerintah, komunitas, pelajar dan masyarakat dalam membantu ODHA di Bondowoso agar terus bisa ditekan dan dicegah pertumbuhan virusnya. Karena ODHA tidak bisa sembuh total tanpa minum obat, seumur hidupnya.
“Penyebab utama meningkatnya kasus HIV di Bondowoso karena ODHA tidak teratur minum ARV, bahkan ada yang putus minum obat. Sehingga risiko menularkan dan risiko kematian semakin tinggi,” kata Goek Fitri Purwandari.
Seperti diketahui, saat ini jumlah kasus HIV/AIDS di Bondowoso, sampai saat ini tercatat ada 1.052 kasus ditemukan.
“Yang masih berobat 310. Kematian 200 an lebih dan LTFU atao DO, 300 an lebih. Sedangkan yang lain tidak diketahui keberadaannya karena pindah tempat tinggal,” pungkasnya. (*)
Editor : Trisukma
What's Your Reaction?