Jelang Nataru, Petani Bunga Mawar Sidomulyo Banjir Pesanan

Hanifah salah satu petani mawar di Desa Sidomulyo mengungkapkan bahwa tingginya permintaan terjadi karena momen libur akhir tahun kerap dimanfaatkan untuk acara wisuda, pernikahan, dan perayaan lainnya.

23 Dec 2024 - 19:10
Jelang Nataru, Petani Bunga Mawar Sidomulyo Banjir Pesanan
Suasana kebun mawar di Desa Sidomulyo (Arul/SJP)

KOTA BATU, SJP - Memasuki penghujung tahun menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), petani bunga mawar di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, kebanjiran pesanan. Permintaan bibit dan bunga potong yang terus meningkat dari berbagai daerah, menjadi berkah tersendiri bagi para petani di kawasan ini.

Hanifah salah seorang petani mawar di Desa Sidomulyo mengungkapkan, tingginya permintaan terjadi karena momen libur akhir tahun kerap dimanfaatkan untuk acara wisuda, pernikahan, dan perayaan lainnya.

"Permintaan terbesar masih dari Solo dan Karanganyar. Keduanya masing-masing mengambil sekira 50 ribu bibit per pekan, Harganya pun naik dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 per polybag," ujar Hanifah saat ditemui di rumahnya.

Tidak hanya itu, harga bunga mawar potong juga mengalami lonjakan signifikan. Sebelumnya dijual dengan harga Rp 5.000 per tangkai, kini meningkat hingga 50 persen menjadi Rp 10.000 per tangkai, tergantung warna bunga dari pesanan masyarakat.

Sementara itu Sri Ayu petani mawar lainnya, turut mengakui tingginya permintaan menjelang Nataru. Selain dari Solo dan Karanganyar, daerah Yogyakarta kini menjadi salah satu pasar terbesar.

"Dari Yogyakarta, permintaan terus naik. Saat ini mencapai 65 ribu bibit meskipun tidak konsisten seperti di Solo dan Karanganyar. Untuk Surabaya, terjadi sedikit penurunan, dari biasanya 50 ribu bibit menjadi 35 ribu bibit," paparnya.

Ia menambahkan, selain momentum perayaan Nataru, kelonggaran dalam mengadakan hajatan turut mendorong lonjakan permintaan bunga mawar. Acara pernikahan, wisuda, hingga khitanan menjadi penyumbang utama meningkatnya penjualan.

Tingginya permintaan ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi para petani, tetapi juga tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Kendati demikian Ayu tetap bersyukur, sebab usaha mereka semakin berkembang pesat di tengah kondisi cuaca yang terkadang tidak menentu.

"Semoga tren ini terus berlanjut, dan kami bisa terus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar," tutup Ayu. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow