Emil Dardak: Pemprov Jatim Berkomitmen Dorong industri Manufaktur dan Bahan Baku
Surabaya, SJP - Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan penyumbang ekonomi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta yang secara konsisten memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, terutama di sektor industri manufaktur.
Capaian tersebut kini juga diperkuat dengan kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, yang telah beroperasi sejak tahun 2021 di Kabupaten Gresik, membuka lebar peluang kenaikan investasi di Jatim.
Perihal inilah yang menjadi bahasan utama dalam kegiatan Investor Daily Roundtable di Kota Surabaya, tepatnya di Morazen Hotel, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dengan angkat tema "Peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik Dongkrak Ekonomi Jawa Timur".
Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024, Emil Dardak yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat memang sudah berkomitmen untuk terus mendorong industri manufaktur.
"Karena penyumbang terbesar dari perekonomian Jawa Timur ini adalah manufaktur, yang angkanya lebih dari 30 persen" sebut Emil, Jumat (21/6).
Baginya, kehadiran KEK Gresik haruslah dibarengi dengan komitmen bersama dalam pengadaan infrastruktur, ketersediaan tenaga terampil, dan lingkungan perizinan.
"Namun demikian, kita juga tentunya meyakini bahwa perekonomian di provinsi ini juga harus ditopang oleh basic sector (sektor bahan baku), yaitu pertanian," sebutnya.
Emil merasa, meski sektor pertanian hanya menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) 11-12 persen secara accounting, tetapi sektor pertanian berperan dalam penyerapan sepertiga lapangan kerja.
“Maka kesejahteraan petani menjadi kunci dari stabilitas sosial-ekonomi, karena investasi apa pun tidak akan lancar kalau tidak ada stabilitas sosial ekonomi," tutur Emil.
Ia menegaskan bahwa kata kuncinya adalah keseimbangan antara keduanya, dimana sektor manufaktur terus diperkuat dan stabilitas sosial ekonomi tetap diperhatikan melalui keberpihakan terhadap masyarakat prasejahtera.
"Kita bisa mendorong daya saing sektor pertanian, misalnya pemberian pupuk subsidi harus lancar, musim tanam harus kita bina agar petani bisa panen secara maksimal dan tepat waktu, juga kesigapan kita dalam merespon bencana," ungkap Emil
"Hal-hal ini merupakan bagian dari keseharian dalam menjaga kontinuitas ekonomi," tutupnya.
Selain Emil, kegiatan Investor Daily Roundtable juga diisi oleh Tony Wenas selaku Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) dan dimoderatori oleh Executive Chairman B-Universe, Enggartiasto Lukita. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?