Jadi Langganan Banjir, Warga Sigura-Gura Residence Kota Malang Mengeluh ke Legislatif

Sekretaris Paguyuban Sigura-gura Residence, Wahyu Dani mengatakan, seringnya terjadi banjir di wilayah tersebut ditengarai akibat saluran drainase yang dinilai kurang berfungsi optimal akibat tertutup bangunan

21 May 2024 - 13:30
Jadi Langganan Banjir, Warga Sigura-Gura Residence Kota Malang Mengeluh ke Legislatif
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman (Berpeci) saat meninjau lokasi yang diduga penyebab terjadinya banjir. (Toski/SJP).

Kota Malang, SJP - Warga Perumahan Sigura-gura Residence, RT.06, RW.08 Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun mengeluh ke legislatif akibat menjadi langganan banjir.

Banjir yang paling parah terjadi pada November 2023 silam. Dimana banjir yang terjadi mencapai ketinggian se leher orang dewasa.  

Sekretaris Paguyuban Sigura-gura Residence, Wahyu Dani mengatakan, seringnya terjadi banjir di wilayah tersebut ditengarai akibat saluran drainase yang dinilai kurang berfungsi optimal akibat tertutup bangunan.

"Disini menjadi langganan banjir, itu banjir keempat kali dan yang paling parah. Waktu itu sampai seleher orang dewasa," ucapnya, saat ditemui awak media, Selasa (21/5/2024).

Menurut Wahyu, banjir yang terjadi di tahun 2023 lalu itu membuat pihaknya kesulitan melakukan evakuasi. Sebab kala itu terdapat warga lanjut usia (lansia) dan juga bayi yang harus dievakuasi karena ketinggian air yang hampir mencapai 2 meter. 

"Akibat banjir yang terjadi di tahun 2023 itu, kami sempat kesulitan itu untuk mengevakuasi bayi karena tekanan air yang sangat tinggi. Proses evakuasi pun waktu itu sempat kesulitan karena tingginya air banjir itu sampai menenggelamkan mobil Toyota Rush, sisa atapnya saja," jelasnya. 

Masyarakat, lanjut Wahyu, menduga banjir itu akibat drainase yang tak berfungsi optimal, karena ada bangunan yang tak semestinya berdiri di atas lahan fasum. 

'Tapi akhirnya waktu itu dalam 5 menit air tiba-tiba surut karena di pojokan itu ternyata ambrol. Kami tidak tahu kalau di pojokan itu ternyata ada saluran air yang besar sekali dan tembus ke arah sungai Metro," terangnya. 

Warga curiga bahwa terdapat saluran air di salah satu sudut perumahan tak berfungsi karena berdiri sebuah rumah. Yang seharusnya, lahan tersebut merupakan fasum. Pihaknya pun sempat berusaha mencari tahu kejelasannya, hanya saja warga tak mendapati kejelasan pengembang perumahan yang ditinggali. 

"Akhirnya kemarin setelah kejadian banjir dan tembok roboh, kami berusaha memberikan PSU ke Pemkot, supaya kalau ada sesuatu kejadian lagi, bisa menjadi tanggungjawab Pemkot. Karena selama ini kami untuk memperbaiki tembok, itu swadaya kami," bebernya. 

Pihaknya mencatat bahwa banjir pertama terjadi pada tahun 2010. Hingga saat ini tercatat banjir sudah terjadi sebanyak 4 kali. Tentu warga pun tak ingin kejadian serupa terjadi kembali. Apalagi jika sampai membahayakan warga sekitar. Termasuk warga lansia dan bayi. 

"Kami mengharap banjir bisa diantisipasi misalnya dengan memperbaiki saluran airnya, atau disesuaikan fungsinya. Terus kami dibantu memperbaiki tembok yang di sepanjang sungai. Karena kalau hujan, air itu sampai tembok, berarti kan aliran airnya sudah di atas jalan," tegasnya. 

Mengetahui ada keluhan tersebut, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman langsung mendatangi Sigura-gura Residence untuk mendengar keluhan warga secara langsung.

"Ternyata salah satu destinasi banjir ketika hujan itu ada disini. Ketika kami dapatkan pengaduan dari warga kami cek dokumennya, ternyata yang disini fasum. Kalau fasum kan berati ada pelanggaran, membangun diatas fasum. Kalau kami dari DPRD ya berharap bisa dibongkar," kata Fuad. 

Untuk itu, lanjut Fuad, dirinya menyarankan kepada warga untuk bersurat langsung ke DPRD Kota Malang, supaya DPRD Kota Malang dapat memfasilitasi upaya penyelesaian, dengan memanggil seluruh pihak yang bersangkutan. Baik Dinas PUPRPKP, pihak pengembang Sigura-gura Residence dan beberapa pihak terkait lainnya. 

"Agar duduk permasalahannya bisa diselesaikan. Seperti PUPR, pihak pengembang, kemudian disamping ini juga Ubud. Hasil dari koordinasi warga juga Hotel Ubud akan dipanggil, kemudian paguyuban," pungkasnya.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow