Gasmi Keluhkan Sulitnya Izin Gelar Pencak Dor, Ini Tanggapan Cabup Kediri Deny Widyanarko
Selain perizinan, Mbah Yanto juga mengeluhkan jika tradisi bela diri yang populer mulai tahun 60-an itu tidak mendapat dukungan serius dari pemerintah daerah.
KEDIRI, SJP - Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (Gasmi) di Badal, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, mengeluh terkait sulitnya izin penyelenggaraan pencak dor. Dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka kesulitan untuk menggelar pencak dor.
Tokoh pencak dor sekaligus guru Gasmi, Badal, Kecamatan Ngadiluwih, Mbah Yanto menyebut, sejak Pandemi Covid-19 hingga hari ini, izin pencak dor dinilai cukup sulit, sehingga membuat pertunjukan seni bela diri itu sudah lama vakum, padahal dulunya rutin digelar.
Selain perizinan, Mbah Yanto juga mengeluhkan jika tradisi bela diri yang populer mulai tahun 60-an itu tidak mendapat dukungan serius dari pemerintah daerah.
"Selama ini terkendala izin. Mulai corona sampai hari ini memang sulit," keluh Mbah Yanto pada Deny Widyanarko, saat Calon Bupati Kediri nomor urut 1 itu mengunjungi rumahnya, Rabu (23/10/2024).
Mbah Yanto berharap pemerintah peduli. Selain izin tentu dukungan materil sangat dibutuhkan untuk terus melestarikan budaya bela diri pesantren yang mengedepankan persaudaraan tersebut.
"Harapan kita kalau memang Pak Deny bisa memimpin, khususnya event pencak dor, diharapkan izinnya tidak dipersulit, dan kalau bisa kita minta bantuan anggaran mau itu dari KONI atau apa. Mengingat selama ini tidak ada suport dari pemerintah," ucap Mbah Yanto.
Sejauh ini Gasmi di Badal Ngadiluwih telah melahirkan ribuan pendekar. Mereka berlatih seminggu sekali. Bukan sekadar mengajarkan jurus-jurus silat, menurut Mbah Yanto, Gasmi juga mengedepankan akhlak.
Menanggapi hal itu, Deny berjanji, nantinya akan mempermudah izin pencak dor yang juga sudah menjadi salah satu tontonan favoritnya sejak lama. Bagi putra daerah asli Plosoklaten Kediri itu, pencak dor memiliki keistimewaan yakni tidak ada yang menang dan kalah, melainkan semua adalah saudara.
"Salah satu tontonan kesukaan saya itu melihat pencak dor, jadi ini merupakan tradisi budaya yang menurut saya harus dilestarikan. Itu adalah komitmen saya ke depan," kata Deny juga di hadapan Mbah Yanto.
Bukan hanya pencak dor saja, Deny banyak mendengar seni-seni di Kabupaten Kediri kesulitan mendapatkan izin. Padahal pertunjukan-pertunjukan tersebut memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan UMKM di Bumi Panjalu.
"Ini ironi menurut saya, karena dengan adanya pentas-pentas itu banyak celah yang bisa memberikan manfaat positif kepada masyarakat. Disamping bisa mengaktualisasikan kemampuan yang selama ini mereka latih, menguri-uri warisan budaya leluhur, serta dengan adanya pertunjukan yang ada ini bisa menghidupkan UMKM di Kabupaten Kediri," terang Deny.
"Tentunya, stakeholder terkait nanti kita ajak musyawarah. Jadi itu kenapa kok tidak boleh, itu semua stakeholder harus duduk bersama kita ajak musyawarah diskusi. Kalau urusannya keamanan ya kita minta komitmen terhadap penyelenggara yang ada itu, agar benar-benar bisa menjaga keamanan. Karena bagaimanapun namanya pertunjukan aman tertib itu harus hal yang utama. Kalau mereka bisa menjaga ketertiban kenapa tidak," tandasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?