Forum Perhubungan Jatim Bahas Penguatan Keselamatan Transportasi
Forum Komunikasi Perhubungan 2024 membahas langkah konkret meningkatkan keselamatan transportasi, melalui edukasi, penguatan regulasi, kolaborasi antar daerah, dan penerapan teknologi transportasi pintar.
SURABAYA, SJP - Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur menggelar rapat Forum Komunikasi Perhubungan 2024 dengan tema “Mengembangkan Konektivitas Nasional dengan Sinergi Transportasi Antar Daerah” di Hotel Mövenpick Surabaya City, Rabu (13/11/2024).
Forum yang berlangsung dari 13-15 November 2024 itu dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono dan kepala Dishub dari berbagai provinsi, serta berbagai pemangku kepentingan di bidang transportasi.
Rapat tersebut dalam rangka menyatukan sinergisitas pemerintah daerah dalam pembahasan isu keselamatan transportasi. Sehingga dapat dirumuskan langkah-langkah konkret untuk menekan angka kecelakaan mengurangi risiko kecelakaan di titik-titik rawan.
“Transportasi adalah tulang punggung ekonomi dan mobilitas masyarakat. Namun, kita juga harus menyadari bahwa peningkatan keselamatan dan pengawasan harus selalu berjalan seiring, terutama di daerah dengan potensi kecelakaan tinggi,” demikian disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, Rabu (13/11/2024).
Dia menambahkan, selain kecelakaan lalu lintas darat, keselamatan transportasi laut dan udara juga membutuhkan perhatian lebih. Sehingga diharapkan tidak terjadi insiden yang dapat membahayakan penumpang.
Di antara berbagai usulan yang mengemuka, penguatan regulasi keselamatan lalu lintas menjadi topik utama. Nyono mengusulkan adanya peningkatan edukasi keselamatan bagi pengemudi dan pengguna jalan di daerah rawan kecelakaan, terutama melalui pelatihan yang melibatkan masyarakat setempat.
Menurut data Dishub, daerah-daerah yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas tinggi biasanya dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya kondisi jalan yang kurang baik, kepadatan lalu lintas, dan minimnya pengawasan.
Nyono menekankan, dengan edukasi keselamatan yang lebih baik dan koordinasi lintas sektor yang efektif, diharapkan angka kecelakaan di daerah-daerah rawan dapat ditekan.
“Kita harus lebih aktif mengedukasi para pengguna transportasi, baik darat, laut, maupun udara, tentang pentingnya keselamatan. Edukasi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga pihak swasta dan masyarakat. Karena keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Dalam forum itu juga dibahas pentingnya kolaborasi pemerintah daerah, terutama di wilayah yang berbatasan langsung. Menurut Nyono, dengan koordinasi yang baik, akan lebih mudah untuk mengawasi titik-titik rawan kecelakaan yang berada di perbatasan antarprovinsi.
Salah satu contohnya, pengawasan bersama antara Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep. Langkah-langkah seperti pembentukan tim pemantau bersama dan peningkatan pengawasan kendaraan di pintu-pintu masuk juga menjadi usulan dalam forum tersebut.
“Dengan adanya kerja sama lintas batas, diharapkan tingkat kecelakaan di daerah perbatasan bisa dikurangi. Ini juga menjadi upaya untuk memastikan bahwa pengemudi yang melewati perbatasan dapat mematuhi aturan lalu lintas dengan lebih baik,” ujar Nyono.
Selain edukasi dan penguatan regulasi, pemanfaatan teknologi seperti kamera pengawas dan sistem pemantauan elektronik juga menjadi salah satu strategi yang akan diperkuat.
Dishub Jatim berencana mengintegrasikan teknologi transportasi pintar untuk memantau titik rawan kecelakaan secara real-time. Teknologi ini memungkinkan pemerintah daerah untuk memantau kondisi jalan dan memberikan peringatan dini kepada pengemudi, terutama saat cuaca buruk atau kepadatan tinggi.
Nyono optimistis, penerapan teknologi ini dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menganalisis data kecelakaan secara lebih akurat. Dengan demikian, langkah preventif dapat diambil sebelum kecelakaan terjadi.
Nyono menutup sambutannya dengan menyatakan bahwa keselamatan transportasi adalah prioritas utama yang harus diwujudkan bersama. Melalui sinergi, edukasi, dan pemanfaatan teknologi, ia berharap forum itu bisa menjadi momentum untuk memperkuat keamanan transportasi di seluruh Indonesia.
“Keselamatan adalah harga mati. Kita tidak boleh menganggap remeh karena setiap insiden transportasi membawa dampak besar bagi masyarakat dan keluarga korban. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin transportasi yang lebih aman dan andal bisa diwujudkan,” pungkasnya.
Rapat Forum Komunikasi Perhubungan itu diharapkan menghasilkan kesepakatan bersama yang dapat segera diimplementasikan. Sehingga menciptakan jaringan transportasi yang tidak hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga menjamin keamanan dan keselamatan bagi seluruh pengguna. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?