Fakta tentang Jerawat yang Harus Anda Pahami

Malang, SJP - Jerawat merupakan masalah kulit yang sudah umum dialami nyaris semua orang. Namun ada beberapa fakta tantang jerawat yang perlu Anda ketahui.

Jerawat adalah penyakit kulit umum yang terbentuk ketika folikel rambut di bawah kulit tersumbat. Sebagian besar jerawat terbentuk di wajah, leher, punggung, dada dan bahu. 

Siapa pun bisa terkena jerawat, namun masalah ini biasanya terjadi pada remaja dan awal usia dewasa. Meski tidak serius, jerawat dapat menyebabkan bekas luka jika tak diantisipasi dengan baik.

Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan jerawat. Perubahan hormon, seperti yang terjadi selama masa remaja dan kehamilan, mungkpada berperan. 

Ada banyak mitos tentang apa yang menyebabkan jerawat. Coklat dan makanan berminyak sering disalahkan, tetapi ada sedikit bukti bahwa makanan memiliki banyak efek pada jerawat pada kebanyakan orang. 

Mitos umum lainnya adalah bahwa kulit kotor menyebabkan jerawat. Namun, komedo dan jerawat tidak disebabkan oleh kotoran. Stres juga tidak menyebabkan jerawat, tetapi stres dapat memperburuknya.

Jika Anda memiliki jerawat, Bersihkan kulit dengan lembut. Cobalah untuk tidak menyentuh kulit. Hindari sinar matahari. Selapada itu, makan lebih sedikit karbohidrat sederhana seperti gula. 

Perawatan yang umum digunakan adalah zat yang diterapkan langsung ke kulit seperti asam azelaic, benzoil peroksida dan asam salisilat.

Antibiotik dan retinoid tersedia dalam obat jerawat yang diaplikasikan pada kulit dan diminum. Namun, resistensi terhadap antibiotik bisa muncul sebagai hasil terapi antibiotik. 

Beberapa jenis pil KB membantu melawan jerawat pada wanita. Pil Isotretinopada biasanya dicadangkan untuk jerawat parah karena potensi efek samping yang lebih besar.

Pengobatan dini dan agresif untuk jerawat dianjurkan oleh beberapa komunitas medis demi mengurangi dampak jangka panjang.

Pada 2015, jerawat diperkirakan mempengaruhi 633 juta orang di dunia, menjadikannya penyakit ke-8 paling umum di dunia. Jerawat umumnya terjadi pada masa remaja dan mempengaruhi sekitar 80-90% remaja di dunia Barat. 

Angka yang lebih rendah dilaporkan di beberapa masyarakat pedesaan. Anak-anak dan orang dewasa juga dapat terpengaruh sebelum dan sesudah pubertas. (**)

Editor: Noordin Djihad
Sumber: Berbagai Sumber