Direktur RSUD Jombang Jelaskan Sebab Balita Meninggal Karena Sengatan Tawon

Menurut Dokter Ma'murotus Sa'diyah gigitan harus ada tatalaksana yang atasi rasa nyeri berlebih dan kemungkinan reaksi alergi yang akan ditimbulkan

10 Dec 2023 - 04:00
Direktur RSUD Jombang Jelaskan Sebab Balita Meninggal Karena Sengatan Tawon
Direktur RSUD Jombang Dokter Ma'murotus Sa'diyah tinjau pasien. (Fredi/SJP)

Jombang, SJP - Direktur RSUD Kabupaten Jombang, dokter Ma'murotus Sa'diyah, menjelaskan langkah penanganan korban tersengat tawon di Jombang. 

Berkaca dari kasus balita DEP (3) yang meninggal usai serangan sengatan tawon di Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Jombang, harus ada tatalaksana yang atasi nyeri dan kemungkinan reaksi alergi yang akan ditimbulkan. 

"Reaksi alergi dapat berat sampai menyebabkan kematian," kata Ning Eyik akrab disapa kepada wartawan, Ahad(10/12/2023). 

Gejala ringan bisa saja hanya rasa sakit atau terbakar, kemerahan, bengkak, dan gatal di sekitar area sengatan.

Namun, orang yang alergi terhadap racun tawon berisiko mengalami reaksi sengatan yang parah.  

"Tentunya faktor imunocompromised (masih balita) dalam kasus ini dan juga banyaknya sengatan juga memperburuk keadaan ya," terangnya. 

Ning Eyik menjelaskan untuk penanganan jika berat atau sampai syok, harus dilakukan tatalaksana syok di pusat pelayanan kesehatan, bisa di puskesmas atau Rumah Sakit (RS). 

"Kasus balita ini, ketika dibawa ke RSUD sudah DoA mas, alias Death on Arrival alias meninggal di perjalanan," jelasnya. 

Sebelumnya, akibat sengatan tawon satu orang balita meninggal, dua lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. 

Korban meninggal seorang Balita DEP (3) Tahun, sedangkan korban sengatan tawon lainnya ibu dari Balita, Sumilah (37) Tahun dan nenek dari Balita, Sukarti (50) Tahun. Ketiganya warga Dusun Ngemplak, Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Jombang. (*) 

editor: trisukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow