Bank Jatim Perkuat KUB Bersama Bank Banten di Penghujung 2024 Lewat Tanda Tangan Pemegang Saham Pengendali
Dengan sinergi yang terjalin antara bankjatim dan Bank Banten, langkah ini diharapkan dapat membangkitkan semangat baru untuk mendorong pembangunan dan perekonomian di daerah masing-masing.
JAKARTA , SJP – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) resmi memperkuat Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Banten di penghujung tahun 2024.
Ditandai dengan penandatanganan perjanjian pemegang saham pengendali (Shareholder Agreement) kedua belah pihak bank ini bertujuan memperkuat sinergi antar bank daerah guna meningkatkan daya saing dan efisiensi industri perbankan di tingkat nasional.
Proses penandatanganan perjanjian ini langsung dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, dan Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar dilaksanakan di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Kamis (12/12/2024).
Penandatanganan ini menandai bahwa Bank Banten menjadi bank ketiga yang bergabung dalam KUB bersama Bank Jatim.
Untuk itu, proses ini melanjutkan anggota yang telah dibentuk tergabung yakni Bank NTB Syariah dan Bank Lampung.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, Direktur Pengawasan Bank Pemerintah I OJK, Jati Utomo, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan I OJK Provinsi Jawa Timur, Nasirwan, serta jajaran komisaris dan direksi Bank Jatim dan Bank Banten.
Selain penandatanganan perjanjian pemegang saham, juga dilakukan penandatanganan akta kepatuhan oleh Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, dan Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami.
Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan bahwa sektor perbankan memegang peran strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah. Ia menjelaskan, sektor perbankan menjadi penggerak utama dalam penyediaan akses keuangan, pembiayaan, dan investasi.
Menurutnya, langkah ini memperkuat komitmen kedua bank dalam menjalankan prinsip tata kelola yang baik dan mendukung kebijakan pengelolaan risiko.
"Saat ini, sektor perbankan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, menghadapi tantangan yang tidak mudah. Di antaranya adalah persaingan antarlembaga keuangan yang semakin ketat serta perubahan regulasi di tingkat nasional maupun daerah," ungkapnya.
Namun, Adhy optimistis bahwa tantangan tersebut justru membuka peluang besar, terutama dalam pembentukan KUB.
"Melalui KUB, kita dapat memanfaatkan keunggulan sinergi antar bank untuk menciptakan inovasi baru dalam produk dan layanan perbankan," ujar Adhy.
Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan adalah pengembangan layanan perbankan digital untuk menjangkau masyarakat lebih luas.
Adhy juga menegaskan pentingnya peran KUB dalam mendukung pembangunan infrastruktur daerah.
"KUB dapat berperan besar dalam pembiayaan proyek strategis daerah, sehingga percepatan pembangunan infrastruktur dapat tercapai. Ini menjadi kunci utama dalam meningkatkan konektivitas dan daya saing ekonomi Jawa Timur di tingkat nasional maupun internasional," tambahnya.
Adhy mengingatkan bahwa sektor perbankan juga menghadapi tantangan terbesar, yaitu memastikan operasional yang sehat dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, aspek pengelolaan risiko, tata kelola yang baik, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perbankan harus menjadi perhatian utama.
Dijelaskannya, dalam konteks ini, KUB dapat menjadi mitra strategis untuk mendukung berbagai program pembangunan pemerintah, mulai dari pembiayaan proyek infrastruktur hingga pemberdayaan ekonomi daerah.
"Kami di Pemprov Jatim berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada KUB. Kami siap bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik, memberikan insentif kepada sektor-sektor yang membutuhkan, serta terus mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih luas," tegas Adhy.
Adhy melanjutkan di sisi lain, Bank Jatim terus memperkuat perannya sebagai perusahaan induk KUB. Selain Bank Banten, Bank Jatim juga telah menjalin kemitraan dengan Bank NTB Syariah dan Bank Lampung.
Mendatang, sambungnya Bank Jatim tengah menjajaki pembentukan KUB dengan Bank NTT dan Bank Sultra.
"Mendatang, KUB ini akan semakin besar.
Perjanjian yang kita tandatangani hari ini menjadi bukti kesepakatan kita untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang," ungkap Adhy.
Sebagai perusahaan induk, Bank Jatim dan lima BPD yang tergabung dalam KUB akan membangun fondasi keuangan yang kokoh.
Hal ini, lanjut Adhy bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, serta mewujudkan visi Bank Jatim menjadi bank pembangunan daerah (BPD) nomor satu di Indonesia.
"Sinergi ini memungkinkan pengelolaan sumber daya secara lebih efisien, penguatan inovasi layanan, serta penguatan strategi bisnis untuk memenuhi kebutuhan nasabah di era digital," jelas Adhy.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, menambahkan bahwa Bank Jatim kini terus beradaptasi dengan dinamika industri keuangan nasional.
"Sebagai perusahaan induk KUB, Bank Jatim berupaya mengambil langkah strategis untuk memperkuat fundamental bank," ujarnya.
Saat ini, Bank Jatim dipercaya menjadi mitra lima BPD lainnya, yaitu Bank NTB Syariah, Bank Lampung, Bank Banten, Bank Sultra, dan Bank NTT.
"Kepercayaan ini membuktikan bahwa Bank Jatim memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dari aspek fundamental. Dengan sinergi ini, kita memperkuat efisiensi, daya saing, dan sinergi antarbank dalam KUB," ujar Busrul.
Menurutnya, bersama-sama Bank Jatim dan lima BPD yang tergabung dalam KUB akan membangun pondasi keuangan yang kokoh.
"Langkah ini bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, serta mewujudkan visi Bank Jatim sebagai BPD nomor satu di Indonesia," kata Busrul.
Disebutkan, berdasarkan catatan kinerja positif bankjatim selama 2024 menunjukkan performa yang solid. Hingga November 2024, Bank Jatim mencatatkan total aset sebesar Rp 109,09 triliun, dengan penyaluran kredit mencapai Rp 63,90 triliun.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 87,9 triliun, dan laba bersih tercatat sebesar Rp 1,02 triliun.
Selain itu, Bank Jatim juga mencatat pencapaian positif dalam pengembangan layanan perbankan digital melalui JConnect. Hingga November 2024, jumlah pengguna JConnect telah mencapai 811.575 pengguna.
"Angka ini menunjukkan kontribusi Bank Jatim dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan melalui layanan keuangan berbasis digital," sebutnya.
Kendati demikian, sambung Busrul ekonomi Jawa Timur juga menjadi penopang utama kinerja Bank Jatim. Sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional, kontribusi Jawa Timur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai lebih dari 14 persen pada tahun 2024, tambahnya.
Olehnya, sebagai pusat perdagangan, industri, dan agribisnis, Jawa Timur terus menunjukkan daya saingnya di tingkat nasional dan internasional.
Momentum ini dimanfaatkan oleh Bank Jatim untuk memperkuat perannya di tengah peluang dan tantangan global menjelang 2025.
Dengan sinergi yang terjalin antara Bank Jatim dan Bank Banten, langkah ini diharapkan dapat membangkitkan semangat baru untuk mendorong pembangunan dan perekonomian di daerah masing-masing.
Sementara itu, Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar, menegaskan bahwa posisi Bank Banten semakin kuat, tidak hanya dari sisi permodalan, tetapi juga dari kekuatan struktur organisasi yang semakin kokoh. Ia berharap kolaborasi ini dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di Banten.
"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam melanjutkan proses KUB yang telah berjalan. Pada hakikatnya, BPD dibentuk dengan tujuan menjaga likuiditas dan mendukung stabilitas ekonomi daerah. Oleh karena itu, memperkuat sinergi melalui KUB sangat penting agar potensi ekonomi di Banten dan Jawa Timur dapat dimanfaatkan secara optimal," tutup Al Muktabar.
Dengan sinergi ini, Bank Jatim, Bank Banten, dan anggota KUB lainnya berharap dapat terus berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Tak hanya mengejar profit, kolaborasi ini bertujuan memperkuat kehadiran bank daerah sebagai mitra strategis pembangunan daerah. (***)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?