Tumpukan Sampah Diduga Berasal dari Jember Kotori Pantai Bali
Sampah-sampah itu diduga kuat datang dari Kabupaten Jember. Sebab, ada petunjuk tulisan pada sampah itu yang menunjukkan asalnya dari Jember
JEMBER, SJP – Baru-baru ini, beredar video di media sosial, memperlihatkan tumpukan sampah di salah satu pantai di Pulau Bali. Sampah yang mengotori pantai itu diduga berasal dari Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dugaan ini, diperkuat dengan temuan barang-barang yang memiliki identitas spesifik. Salah satunya yaitu topi sekolah dasar berwarna merah dan putih. Di topi itu terdapat tulisan "SDN KEMUNING LOR 02 KEC. ARJASA," yang merujuk pada sebuah sekolah di Kabupaten Jember.
Selain itu, sejumlah sampah kemasan air mineral yang diproduksi di Kabupaten Jember juga ditemukan di lokasi tersebut. Beberapa merek yang teridentifikasi antara lain: Al-Qodiri, Ampo, Juanda, Inda, ABCD, dan Global.
“Ada beberapa merek air mineral yang sebelumnya tidak saya kenal di Bali. Ketika saya cek, ternyata banyak di antaranya diproduksi di Jember,” demikian diterangkan dalam video tersebut.
Penemuan ini menunjukkan, bahwa sampah yang kerap mengotori pantai-pantai di Bali tidak selalu berasal dari Pulau Dewata. Sebagian besar justru terbawa dari daerah lain. Termasuk dari Pulau Jawa. Salah satunya mengarah ke Kabupaten Jember.
Dalam unggahan akun Instagram @melalibaliofficial, disebutkan bahwa sekitar 70 merek sampah plastik ditemukan di pantai tersebut. Sebagian besar di antaranya berasal dari Jawa Timur. Khususnya Kabupaten Jember.
“Saat ini TPA di Jember sudah over kapasitas. Dua tahun lalu, kami bertemu bupati Jember yang menyampaikan bahwa hampir 3.000 ton sampah plastik langsung masuk ke sungai setiap tahun,” ujar seorang pria dalam video tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember, Sugiyarto mengaku belum menerima laporan mengenai sampah dari Jember yang ditemukan di Bali. Karena itu, dirinya enggan berkomentar banyak perihal fenomena tersebut.
“Belum ada laporan pasti. Jadi belum bisa memberikan komentar lebih lanjut,” katanya melalui pesan singkat, Selasa (7/1/2025).
Fenomena ini menjadi peringatan serius perihal pengelolaan sampah di berbagai daerah. Khususnya yang berpotensi mencemari wilayah lain. Pemerintah dan masyarakat perlu memiliki kesadaran serta tindakan nyata untuk mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan. (**)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?