Kehabisan Vaksin PMK, Pemkab Jombang Belum Mau Tutup Pasar Hewan

Pemkab Jombang merasa belum saatnya menerapkan kebijakan menutup pasar hewan

07 Jan 2025 - 13:39
Kehabisan Vaksin PMK, Pemkab Jombang Belum Mau Tutup Pasar Hewan
Kegiatan pemeriksaan hewan ternak di Pasar Sapi Kabuh, Jombang oleh Dinas terkait. (Fredi/SJP)

JOMBANG, SJP – Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak di Jombang memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang segera mengambil tindakan. Sebab ratusan ekor sapi terjangkit. Bahkan di antaranya mati.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan Jombang, Mochammad Saleh bersama dokter hewan dan pejabat dinas terkait mengecek transportasi hewan ternak di Pasar Sapi Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Selasa (7/1/2025). 

Saleh mengatakan, sejak akhir Desember 2024, ketersediaan vaksin milik pemerintah sudah habis terpakai. Sebanyak 625 vaksin sudah habis terpakai untuk kegiatan vaksinasi. Namun keterbatasan vaksin ini disebut tidak hanya terjadi di Jombang. Bahkan di seluruh Indonesia.
 
Mulai mewabahnya PMK pada bulan November hingga awal Desember 2024 sudah sempat dinyatakan endemi. Sebab, sudah tidak ada gejala PMK. Namun akhirnya, PMK menyerang ratusan ekor sapi di Kabupaten Jombang. 

"Akhir Desember, Provinsi Jawa Timur sebagai kantong ternak sudah berupaya untuk pengadaan vaksin. Tapi ternyata kosong," ujarnya.

Pemkab Jombang disebut tidak memiliki program pengadaan vaksin di tahun 2025 ini. Karena itu, Dinas Peternakan terus berupaya mengajukan permohonan bantuan vaksin kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan kementerian terkait.

"Pengajuan secara lingkup pemerintah kabupaten, belum ada," tandasnya.

Salah menuturkan, pemerintah telah kehabisan stok vaksin. Namun dia meyakini, pihak swasta masih memiliki ketersediaan vaksin yang cukup banyak.

Satu-satunya langkah yang bisa dilakukan saat ini, yaitu menggandeng semua pihak untuk mengecek indikasi wabah PMK terhadap hewan ternak. 

Selain itu, pihaknya melakukan pengendalian dan pembatasan lalu lintas sapi. Bahkan dilakukan pemblokiran jual beli sapi. Sebagaimana diterapkan di Pasar Sapi Kabuh hari ini. 

“Saya melakukan checking kendaraan. Saya melihat ada empat sampai lima truk. Oleh petugas juga dilakukan penyemprotan disinfektan," terangnya. 

Bila terdapat ternak yang terindikasi terjangkit PMK, maka oleh petugas dilakukan penarikan dari pasar hewan. Namun selama pengecekan di pasar hari ini, tidak ditemukan hewan sapi terjangkit virus PMK. 

"Sementara tadi aman. Sehat-sehat ternak sapi di Pasar Kabuh," ucapnya. 

Menurut Saleh, pihaknya belum dapat melakukan penutupan pasar hewan sebagaimana diimbau Kementrian Pertanian (Kementan). Sebab menurutnya, penutupan pasar hewan baru bisa dilakukan jika radius hewan terjangkit PMK sangat masif. 

"Kalau radius persebaran di atas seribu lebih, itu baru bisa (menutup pasar hewan). Di Jawa Timur kan belum ada penutupan pasar hewan. Karena persebaran masih dalam skala dapat ditangani," jelasnya. 

Sampai saat ini, Dinas Peternakan Jombang masih terus memberikan imbauan kepada peternak untuk membersihkan lingkungan kandang. Upaya mandiri harus terus dilakukan. Di samping mendorong pihak swasta untuk berperan melakukan upaya vaksinasi. (*) 

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow