Angkat Cerita Rakyat Balada Dawuhan Boto, SMK PGRI 05 Kencong Memukau Ribuan Warga
Sebanyak 400 siswa siswi SMK yang berada di Jember wilayah selatan mengelar teater di hadapan puluhan ribu penonton sepanjang 5 KM mulai start hingga finish
Kabupaten Jember, SJP- SMK PGRI 05 Kencong memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Hal tersebut terbukti dengan diangkatnya kisah cerita rakyat jaman kerajaan Majapahit yang berjudul ' Balada Dawuhan Boto' dalam kegiatan carnaval seni budaya kencong kota tua yang digelar pada Sabtu (14/9)
Sebanyak 400 siswa siswi SMK yang berada di Jember wilayah selatan mengelar teater di hadapan puluhan ribu penonton sepanjang 5 KM mulai start hingga finish.
Decak kagum tak henti henti dari puluhan ribu pasang mata saat melihat dari dekat penampilan yang piawai dilakukan dengan karakter masing masing dalam cerita cikal bakal desa kraton tersebut yang masih ada petilasan berupa batu bata tersusun rapi yang jaman dahulu disinyalir dibuat tempat pemujaan.
Balada Dawuhan boto tersebut menceritakan tentang pangeran kerajaan Majapahit bernama Narapati mahasura yang sangat tangkas dan gesit juga berparas sangat tampan dan suka berburu di jantung hutan .
Alkisah akhirnya tercinta pada saat sang pangeran mengajak para punggawa kerajaan masuk di tengah hutan yang berada di Kecamatan Kencong saat ini.
Dari situlah dirinya semakin masuk ke dalam hutan yang pada saat itu hanya bisa dimasuki oleh orang orang sakti mandraguna.
Pada saat itu sang pangeran melihat rusa yang akan ia buru, pada saat bersamaan dirinya saat membidik konsentrasi terpecah karena sekilas terlihat gadis cantik.Namun hal itu ia tepis dan anak panah ditarik dan dilepaskan dan menghujam salah satu rusa dan langsung mati.
Namun hal itu membuat pangeran kaget pada saat bersamaan ada wanita berlari dan menangis tersedu sedu di samping rusa terpanah tersebut.
Pangeran akhirnya menanyakan mengapa gadis tersebut menangis, namun yang bersangkutan diam dan tidak menggubris sang pangeran, akhirnya pangeran menanyakan siapa namanya dan sang wanita itu menjawab namaku 'Gantari'.
Dari situlah akhirnya pangeran jatuh cinta pada gantari dan hendak menikahinya sang wanita cantik asal Dawuhan Boto Keraton.
Namun hal itu tidak semulus yang pangeran alami, ternyata gantari selama ini telah dicintai seorang pemuda bernama Ranggawuni.
Dari kedekatan pangeran Narapati mahasura dan gantari itulah membuat murka Ranggawuni, dan akhirnya pertempuran terjadi.
Ranggawuni menyerah pangeran bersama pasukan, alhasil pertempuran sengit terjadi.Namun pangeran memenangkan pertempuran dan akhirnya gantari dinikahi dan diboyong ke singgasana.
Dalam perjalanan hendak pulang, kata petuah keluar dari mulut sang pangeran Narapati mahasura yaitu "Semoga wilayah ini kelak akan menjadi sebuah desa luas yang akan dinamakan desa Keraton”.
Dari kisah rakyat yang terkemas luar biasanya tersebut membuat beberapa masyarakat menyampaikan decak kagum.
Sementara itu, kepala sekolah SMK PGRI 05 Kencong Jember Saiful Anwar menyampaikan jika kali ini ada sekitar 400 siswa dan siswi yang ia ikutkan dalam karnaval budaya dengan angkat tema cerita rakyat.
"Kami sengaja memang angkat tema cerita rakyat, karena hal ini untuk menumbuhkan masyarakat agar mengenal cerita jaman dulu ketika membabat tanah Jawa.Kali ini kami angkat cerita cikal bakal desa kraton dengan cerita balada Dawuhan boto, dan tahun lalu kita angkat cerita putri Domas,"kata kepala sekolah.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?