Insiden Nelayan Gresik Tertimpa Kontainer, Korban Pernah Berjanji Jauhi Rig

Kabupaten Gresik, SJP - Insiden dua kapal yang tertimpa konteiner yang ada di salah satu rig di perairan Madura, disesalkan oleh anggota Community Based Security Rahmad Mubaroq.

Dia menyebut, dari daftar korban selamat dan belum ditemukan, ada dua nama yang pernah dia serahkan ke Polsek Sepulu, Kabupaten Bangkalan, yakni Khotib dan Gopek.

Berdasarkan data yang dimuat dilansir Polairut, Khotib masuk dalam daftar korban selamat dan dirawat di rumah Sakit. Sementara Gopek belum diketemukan.

“Sabtu pekan lalu, Khotib dan Gopek, bersama dua temannya yakni Iqbal dan Koko saya serahkan ke polisi. Setelah dilakukan pemeriksaan, mereka berjanji tidak akan mendekati lagi rig Taurus. Perjanjian itu di atas materai, saya juga ikut tanda tangan karena menjadi pelapor,” kata Mubaroq, Sabtu (16/6/2024).

Mubaroq menceritakan, dirinya melihat ada 4 orang yang mondar-mandir di atas Rig Taurus yang dikenal sebagai anjungan KE 2 (Kodeco Energy) pada Sabtu (8/6/2024) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Karena curiga, dia pun mendekati mereka.

“Saya melihat mereka dari jarak sekitar 500 meter. Karena curiga dan khawatir keselamatan mereka, saya mendekat dan merayu agar mereka mau turun dari atas rig,” katanya.

Meski alot, akhirnya empat orang ini turun dan dibawa oleh Mubaroq ke Polsek Sepuluh untuk diperiksa. Dalam pemeriksaan ternyata mereka tidak membawa KTP dan mengaku sebagai warga Bangkalan.

“Menurut pengakuannya, mereka tidak bermaksud jahat. Hanya memancing. Mereka juga mengaku warga Bangkalan. Ternyata mereka semua warga Gresik,” jelasnya.

Karena tidak ada barang yang diambil dan wilayah laut menjadi yuridiksi Satpolair, maka 4 (empat) orang itu dilepas setelah berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan mendekat Rig Taurus yang merupakan bagian dari Objek Vital Nasional (Obvitnas).

“Tapi nyatanya mereka kembali bahkan dengan jumlah personel yang lebih banyak. Pengakuan mereka juga berubah, bukan lagi memancing tetapi mencari besi tua,” katanya.

Ditambahkan, Community Based Security yang merupakan bagian program PHE WMO bersama masyarakat di sekitar operasi migas untuk turut mengamankan aset sebagai Obvitnas yang harus dijaga bersama.

“Jadi saya sangat menyayangkan dan menyesalkan, mengapa mereka kembali. Coba mereka mematuhi komitmen tidak akan kembali ke Rig Taurus, tidak perlu ada kejadian ini,” katanya.

Meski Mubaroq pernah melihat mereka mondar-mandir di atas rig, namun ia tidak mau berspekulasi apakah nelayan yang kapalnya terpimpa container itu bukan sedang berteduh, tetapi sengaja mengambil besi di Rig Taurus.

“Memang alasan berteduh agak janggal. Karena di antara para korban itu ada yang sudah mondar-mandir di atas Rig Taurus,” katanya.

Sebelumnya, Kasat Polairut Gresik, AKP Winardi membenarkan ada dua perahu di Gresik memuat 16 orang tenggelam di perairan Madura. Kapal tersebut tenggelam usai tertimpa bangunan rumah kontainer.

Akibat insiden ini, 16 orang yang menjadi korban, tujuh orang dinyatakan hilang, dan satu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (*)

Editor: Rizqi Ardian